kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.327.000   -23.000   -0,98%
  • USD/IDR 16.635   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.117   -154,57   -1,87%
  • KOMPAS100 1.129   -18,19   -1,59%
  • LQ45 825   -3,57   -0,43%
  • ISSI 283   -7,10   -2,45%
  • IDX30 433   -0,85   -0,20%
  • IDXHIDIV20 501   2,69   0,54%
  • IDX80 126   -1,00   -0,79%
  • IDXV30 137   0,20   0,15%
  • IDXQ30 139   0,50   0,36%

Wall Street Menguat ke Rekor Tertinggi di Tengah Harapan Kesepakatan Dagang AS-China


Senin, 27 Oktober 2025 / 20:51 WIB
Wall Street Menguat ke Rekor Tertinggi di Tengah Harapan Kesepakatan Dagang AS-China
ILUSTRASI. Indeks Utama Wall Street dibuka menguat ke rekor tertinggi pada perdagangan Senin (27/10/2025), karena ekspektasi kesepakatan perdagangan AS-China. REUTERS/Jeenah Moon


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks Utama Wall Street dibuka menguat ke rekor tertinggi pada perdagangan Senin (27/10/2025), karena ekspektasi gencatan senjata perdagangan AS-China memicu pengambilan risiko di tengah pekan yang dipenuhi dengan laporan pendapatan perusahaan-perusahaan Big Tech dan kemungkinan penurunan suku bunga Federal Reserve.

Mengutip Reuters, pada pukul 09.30 ET, indeks Dow Jones Industrial Average naik 315,67 poin, atau 0,67% ke level 47.530,09, indeks S&P 500 naik 63,83 poin, atau 0,92% ke level 6.856,09, dan Nasdaq Composite naik 335,24 poin, atau 1,45% ke level 23.544,00.

Presiden Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping dijadwalkan bertemu pada hari Kamis (30/10/2025), setelah negosiator dari kedua negara pada hari Minggu menguraikan kerangka kerja kesepakatan untuk menghentikan tarif Amerika yang lebih tinggi dan kontrol ekspor tanah jarang China.

Baca Juga: Wall Street Catat Rekor Baru, Didukung Inflasi Lebih Rendah dan Laporan Laba Positif

Saham perusahaan tambang tanah jarang AS melemah: saham MP Materials, USA Rare Earth, dan saham Trilogy Metals yang terdaftar di NYSE masing-masing turun 4,4%, 6,1%, dan 5%.

Indeks ketakutan Wall Street, VIX, mencapai titik terendah dalam satu bulan. Indeks volatilitas awal bulan ini mencapai level tertingginya sejak April - ketika Trump memberlakukan tarif "Hari Pembebasan".

Saham perusahaan Tiongkok yang terdaftar di AS menguat dalam perdagangan pra-pasar. Alibaba Group Holding dan JD.com masing-masing naik sekitar 3%. PDD Holdings naik 2% dan Baidu naik 5,1%.

Pekan lalu, S&P 500 dan Nasdaq mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak Agustus berkat data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan yang memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin dari bank sentral pada hari Rabu.

Setiap komentar berwawasan ke depan dari Ketua Fed Jerome Powell akan dipantau untuk mencari petunjuk tentang penurunan suku bunga lebih lanjut pada bulan Desember, terutama dengan penutupan pemerintah yang sedang berlangsung yang mengganggu rilis data ekonomi utama.

Baca Juga: Wall Street: Dow, S&P 500 dan Nasdaq Ditutup Menguat, Laporan Kinerja Beragam

"Kurangnya data inflasi resmi akan mendukung reli dalam waktu dekat karena kebijakan moneter dapat beroperasi dengan titik buta yang semakin meningkat menjelang tahun baru," kata Jordan Rizzuto, CIO di GammaRoad Capital Partners.

Laporan Keuangan

Memasuki minggu tersibuk musim laporan keuangan ini, lebih dari 170 perusahaan diperkirakan akan melaporkan kinerja keuangan mereka dan semua mata akan tertuju pada Big Tech.

Laba dari perusahaan-perusahaan raksasa "Magnificent Seven" seperti Microsoft, Apple, Alphabet, Amazon, dan Meta akan menjadi tolok ukur bagi valuasi Wall Street yang tinggi, daya tahan reli, dan kelayakan jangka panjang dari taruhan besar pada kecerdasan buatan.

Ketujuh perusahaan megacap tersebut bersama-sama menyumbang hampir 35% dari indeks acuan S&P 500, yang kini diperkirakan akan mengalami pertumbuhan laba kuartal ketiga sebesar 10,4% year-on-year (yoy), lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebesar 8,8%, menurut data LSEG.

Baca Juga: Wall Street Turun, Imbas Laporan Keuangan yang Beragam dan Ketegangan Dagang AS-China

"Jika ekonomi cukup melemah, hal itu dapat meredakan kekhawatiran tentang tekanan inflasi, tetapi dapat memberikan tekanan pada pertumbuhan laba, yang perlu mengimbangi ekspansi valuasi untuk mempertahankan reli ini hingga tahun 2026," kata Rizzuto.

Dalam perdagangan pre market, saham-saham perusahaan Argentina yang terdaftar di AS melonjak setelah kemenangan pemilihan Presiden Javier Milei.

Saham YPF melonjak 31%, sementara saham Grupo Supervielle naik 38%. Saham Banco Macro dan Banco BBVA Argentina masing-masing naik 40%, dan saham Grupo Financiero Galicia naik 39%.

Selanjutnya: Pasar Kripto Pulih Usai Likuidasi Rp315 T, Didukung Isyarat Gencatan Dagang AS–China

Menarik Dibaca: 5 Kesalahan Pakai Conditioner Setelah Keramas, Bikin Rambut Lepek!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×