Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Produsen air minum dalam kemasan (AMDK) merek "Cleo", PT Sariguna Primatirta berniat melantai di bursa dalam waktu dekat. PT Sariguna Primatirta akan melepas sebanyak-banyaknya 500 juta saham atau 22,22% dari total modal disetor.
Rentang harga penawaran saham Initial Public Offering (IPO) ditetapkan Rp 105 hingga Rp 115 per saham. Sehingga, target dana IPO mencapai Rp 52,5 miliar hingga Rp 57,5 miliar.
Belinda Natalia, Direktur Utama Sariguna mengatakan, sebagian besar dana IPO atau 90% akan digunakan untuk membeli mesin dan peralatan penunjang kegiatan produksi dan operasional. Lalu sisanya digunakan untuk modal kerja.
Ia mengatakan, pada tahun ini kebutuhan masyarakat akan air minum dalam kemasan masih bisa tumbuh 11,5%. "Kami optimistis pangsa pasar AMDK masih terbuka luas " ujar dalam keterangan resmi yang diterima KONTAN, Rabu (5/4).
Dalam aksi korporasi ini, PT Sariguna Primatirta menunjuk PT Lautandhana Securindo sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Wientoro Prasetyo, Direktur Utama Lautandhana mengatakan, menggunakan laporan keuangan Oktober 2016 sebagai dasar valuasi IPO.
"Kami yakin IPO ini akan mendapatkan respon yang baik dari calon investor. Terlebih, PT Sariguna Primatirta memiliki 19 pabrik dan 48 jaringan distribusi," kata dia.
Belinda menambahkan, meski jumlah produsen air minum dalam kemasam terus meningkat, perseroan masih akan mengembangkan pasar dengan menambah jaringan distribusi dan inovasi produk. Kini, Sariguna tengah mempersiapkam diri menghadapi permintaan dan penjualam dengan mendirikan pabrik-pabrik dan depo di wilayah potensial.
Sariguna memulai usahanya dengan mengakuisisi pabrik Teh Anda dan AMDK Anda pada 2003 silam. Setahun setelahnya, PT Sariguna Primatirta membangun pabrik pertamanya di Pandaan, Jawa Timur. Kini, jumlah pabrik Sariguna mencapai 19 pabrik yang tersebar di Jawa, Makassar, Banjarmasin, Bali, dan Lombok.
Hingga 31 Oktober 2016, PT Sariguna Primatirta memiliki total aset Rp 449,67 miliar, naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 353,33 miliar. Sementara itu, liabilitasnya tercatat Rp 258,32 miliar dan ekuitas Rp 191,36 miliar.
Lalu, total pendapatan Sariguna hingga Oktober tahun lalu mencapai Rp 434,82 miliar, melejit dari periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp 294,79 miliar. Laba bersih PT Sariguna Primatirta mencapai Rp 32,21 miliar, meningkat 10 kali lipat dari sebelumnya Rp 3,44 miliar.
Masa penawaran saham IPO ini dilakukan sejak 5-7 April. Lalu, perkiraan tanggal efektif pada 17 April, perkiraan masa penawaran pada 19-21 April, dan pencatatan di BEI ditargetkan pada 27 April mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News