kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   17.000   0,69%
  • USD/IDR 16.736   31,00   0,19%
  • IDX 8.618   -59,15   -0,68%
  • KOMPAS100 1.184   -5,89   -0,50%
  • LQ45 852   -0,86   -0,10%
  • ISSI 307   -3,32   -1,07%
  • IDX30 439   1,78   0,41%
  • IDXHIDIV20 511   4,81   0,95%
  • IDX80 133   -0,51   -0,38%
  • IDXV30 138   -0,59   -0,43%
  • IDXQ30 140   1,06   0,76%

Pasca Diakuisisi POSCO, SGRO Fokus Bantu Bisnis Hilir untuk Energi Hijau


Kamis, 18 Desember 2025 / 13:33 WIB
Diperbarui Kamis, 18 Desember 2025 / 13:34 WIB
Pasca Diakuisisi POSCO, SGRO Fokus Bantu Bisnis Hilir untuk Energi Hijau
ILUSTRASI. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) akan fokus pada produksi bisnis hulu untuk kebutuhan industri energi hijau pasca akuisisi POSCO International.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) akan fokus pada produksi bisnis hulu untuk kebutuhan industri energi hijau pasca akuisisi POSCO International.

Direktur Utama SGRO Budi Setiawan Halim mengatakan, SGRO masih akan fokus pada bisnis hulu kelapa sawit.

Namun setelah akuisisi, nantinya akan ada sinergi dari SGRO di sisi hulu, dengan pemegang saham baru mereka, AGPA-POSCO, yang akan masuk di sisi hilir. Sinergi ini ke depannya  juga akan masuk ke industri energi baru terbarukan (renewable energy).

“Itu juga alasan kenapa POSCO masuk ke Sampoerna Agro yang kami ketahui,” ujar Budi dalam Public Expose SGRO, Kamis (18/12/2025).

Baca Juga: Sampoerna Agro (SGRO) Optimistis Produksi Tumbuh 8% pada Akhir 2025

Asal tahu saja, melalui Twinwood Family Holdings Limited, Grup Sampoerna menjual seluruh kepemilikan saham mereka pada SGRO yang totalnya 1,19 juta saham atau 65,72%. 

Twinwood Family melepas SGRO kepada AGPA Pte. Ltd., anak perusahaan POSCO International Corporation (POSCO International). Nilai total pengambilalihan tersebut adalah sebesar Rp 9,4 triliun atau Rp 7.903 per saham. 

Budi bilang, SGRO sebelumnya sebenarnya sempat mengincar bisnis hilir. Namun, dengan produksi rata-rata di antara 350.000-400.000 ton dan kebutuhan minyak sawit dari sisi hilir masih tinggi, SGRO memutuskan untuk tidak jadi masuk ke bisnis downstream.

Selain itu, refinery utilization rate secara umum juga masih sekitar 65%-70%. Jadi, masih ada kebutuhan yang tinggi atas minyak sawit dari sisi hulu.

“Margin itu masih bagus di upstream, meskipun risiko dan pengelolaan bisnis juga lebih kompleks di upstream,” kata Budi.

Per kuartal III 2025, SGRO mencetak penjualan Rp 4,61 triliun. Ini naik dari Rp 3,37 triliun per kuartal III 2024. Laba bersih naik dari Rp 367,89 miliar per kuartal III 2024 menjadi Rp 1 triliun per kuartal III 2025.

Baca Juga: Grup Sampoerna Lepas Kepemilikan di Sampoerna Agro (SGRO), Nilainya Rp 9,4 Triliun

 

Selanjutnya: Saham RI Masih Undervalued, IHSG Berpeluang Tembus 10.000 di 2026

Menarik Dibaca: Rekomendasi HP Harga Rp 1 Jutaan Bawa RAM 8GB yang Luas, Intip Informasinya di Sini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×