kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   17.000   0,69%
  • USD/IDR 16.736   31,00   0,19%
  • IDX 8.618   -59,15   -0,68%
  • KOMPAS100 1.184   -5,89   -0,50%
  • LQ45 852   -0,86   -0,10%
  • ISSI 307   -3,32   -1,07%
  • IDX30 439   1,78   0,41%
  • IDXHIDIV20 511   4,81   0,95%
  • IDX80 133   -0,51   -0,38%
  • IDXV30 138   -0,59   -0,43%
  • IDXQ30 140   1,06   0,76%

Musim Panen Dividen Akhir Tahun, Momentum Buy on Weakness Terbuka


Kamis, 18 Desember 2025 / 16:26 WIB
Musim Panen Dividen Akhir Tahun, Momentum Buy on Weakness Terbuka
ILUSTRASI. IHSG Melejit-Suasana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pembagian dividen akhir tahun 2025 dinilai masih menjadi daya tarik utama bagi investor, terutama dari emiten berkapitalisasi besar.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Abida Massi Armand menilai, dividend yield dari saham sektor perbankan dan komoditas masih kompetitif di tengah ekspektasi pasar yang lebih positif menuju 2026.

Abida mencontohkan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang telah menetapkan dividen interim sebesar Rp137 per saham untuk tahun buku 2025, dengan jadwal pembayaran pada 15 Januari 2026. Menurutnya, imbal hasil dividen dari saham-saham big caps tetap menarik sebagai sumber pendapatan stabil, di tengah volatilitas pasar global.

Baca Juga: Harga Turun 11% Ytd, Saham Blue Chip Ini Akan Bayar Dividen Jumbo Rp 20 Triliun

Dividend yield saham perbankan dan komoditas seperti batubara masih atraktif, apalagi di tengah optimisme terhadap pergerakan IHSG 2026,” ujar Abida kepada Kontan, Kamis (18/12/2025).

Dari sisi strategi, Abida menyarankan investor menerapkan pendekatan dividend capture dengan mencermati tanggal cum-dividend agar tetap memperoleh hak dividen. Namun, investor juga perlu mewaspadai potensi dividend trap pada hari ex-dividend. Ia menilai akumulasi bertahap jauh sebelum cum-date menjadi strategi yang lebih optimal untuk mendapatkan harga rata-rata yang lebih rendah.

Selain itu, reinvestasi dividen ke saham-saham dengan fundamental kuat dinilai dapat mempercepat pertumbuhan portofolio jangka panjang melalui efek bunga majemuk.

Terkait prospek pasca pembagian dividen, Abida menilai fundamental emiten-emiten besar masih solid. Meskipun secara teknikal harga saham berpotensi terkoreksi sesaat setelah pembagian dividen, kondisi tersebut justru dapat dimanfaatkan sebagai peluang akumulasi.

“Selama emiten mampu menjaga pertumbuhan laba dan efisiensi operasional, koreksi pasca dividen bisa menjadi momentum buy on weakness,” katanya.

Ia menambahkan, ekspektasi penurunan suku bunga acuan pada 2026 serta stabilitas ekonomi makro menjadi faktor pendukung yang menjaga daya tarik saham-saham berdividen tinggi ke depan.

Selanjutnya: Belanja Negara sampai Akhir November 2025 Mencapai Rp 2.911,8 Triliun, Terserap 82,5%

Menarik Dibaca: Promo Akhir Tahun Indomaret 18-24 Desember 2025, Aneka Biskuit Kaleng Harga Spesial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×