Reporter: Rashif Usman | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) berencana merger dengan entitas grup Sinarmas PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) melalui anak usahanya PT Eka Mas Republik (EMR) atau MyRepublic Indonesia.
MORA akan menjadi entitas yang bertahan dan selanjutnya berganti nama menjadi PT Ekamas Mora Republik Tbk.
Secara teoritis, persentase saham yang dimiliki oleh pemegang saham MORA dan EMR akan terdilusi secara proporsional berdasarkan rasio konversi, di mana setiap saham di EMR akan setara dengan 7.703,807548 saham di MORA.
Dalam prospektus yang dipublikasikan Kamis (18/12/205), jumlah saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang menerima penggabungan kepada pemegang saham EMR adalah sebesar 24.127.524.041 saham, yang mewakili 50,50% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh setelah penggabungan.
Baca Juga: Multi Makmur (PIPA) Rombak Bisnis: Ekspansi Migas & Right Issue di Kuartal III 2026
Saham tersebut dialokasikan kepada pemegang saham EMR berdasarkan rasio konversi atas jumlah saham EMR yang beredar sebelum penggabungan. Oleh karena itu, dilusi untuk pemegang saham MORA yang ada akibat penggabungan usaha ini akan sebesar 50,50%.
Setelah penggabungan efektif, dengan asumsi tidak ada pemegang saham MORA dan EMR yang akan menjual saham yang dimiliknya, maka struktur permodalan dan komposisi pemegang saham dari perusahaan yang melakukan penggabungan antara lain PT Innovate Mas Utama sebesar 48,36%, PT Candrakarya Multikreasi 17,81%, PT Gema Lintas Benua 15,93%, PT Innovate Mas Indonesia 1,16%, PT DSST Mas Gemilang 0,96%, PT Buana Mas Sejahtera 0,000016% dan masyarakat 16,74%.
Wakil Direktur Utama Mora Telematika Indonesia Genta Andhika Putra, menilai penggabungan ini akan membentuk kekuatan baru di industri telekomunikasi nasional.
Hingga September 2025, entitas hasil merger memiliki total homepass lebih dari 9,7 juta, jaringan fiber optic sepanjang lebih dari 116 ribu kilometer, jumlah pelanggan ritel di atas 1,8 juta, pelanggan enterprise lebih dari 17 ribu, serta kapasitas data center mencapai 3,3 MW.
"Dari sisi finansial per September 2025, MORA memiliki pendapatan Rp 3,7 triliun dan My Republic Rp 3 triliun. Sehingga, PT Ekamas Mora Republik Tbk mempunyai pendapatan Rp 6,7 triliun," kata Genta di Jakarta, Kamis (18/12/2025).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur PT Eka Mas Republik (MyRepublic Indonesia) Iman Syahrizal mengatakan dampak merger ini akan membawa dampak positif, baik untuk konsumen, karyawan, termasuk negara, dan juga memegang saham.
Bagi konsumen, penggabungan ini memungkinkan penyediaan layanan yang lebih cepat, stabil, serta menjangkau wilayah yang lebih luas melalui ekosistem bisnis yang saling melengkapi. Selain itu, entitas gabungan juga berpeluang menghadirkan lebih banyak layanan melalui skema bundling dan cross-selling, seiring kepemilikan jaringan hampir 10 juta homepass dan fasilitas data center.
"Kuncinya adalah melengkapi dan juga menyempurnakan satu sama lain," ujar Iman.
Merger ini juga membuka peluang yang lebih luas bagi karyawan untuk terlibat dalam proyek dan pengalaman baru di entitas yang memiliki daya saing lebih tinggi.
Baca Juga: IHSG Menguat ke 8.718,2 di Pagi Ini (18/12), Top Gainers LQ45: ADRO, MBMA, EXCL
Sementara bagi negara, penggabungan ini dinilai sejalan dengan upaya percepatan cita-cita digital di Indonesia, karena coverage area akan semakin luas
Adapun bagi pemegang saham, merger ini diharapkan menjadikan entitas gabungan sebagai penyedia infrastruktur dan layanan digital terintegrasi terdepan di Indonesia, sekaligus menciptakan peluang pertumbuhan jangka panjang melalui integrasi kekuatan jaringan.
Selanjutnya: Pastikan Kesiapan Bantuan, Dirut Bank Mandiri Turun Langsung ke Wilayah Bencana
Menarik Dibaca: Wisata Labuan Bajo ke Depan, Tak Sekadar Indah tapi Juga Berkelanjutan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













