kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Potensi kenaikan IHSG saat Pemilu 2019, tak akan sekencang pemilu sebelumnya


Kamis, 13 September 2018 / 19:32 WIB
Potensi kenaikan IHSG saat Pemilu 2019, tak akan sekencang pemilu sebelumnya
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu riset sekuritas asing yakni Macquarie menyebutkan, dalam tiga pemilu terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Tanah Air cenderung bergerak positif. Bahkan, cenderung outperform terhadap indeks negara berkembang atau emerging market.

Dalam riset disebutkan, keuntungan terutama diperoleh investor yang membeli saham enam bulan sebelum pemilu. Adapun potensi upside saham-saham tersebut mencapai 7%-39%.

Rekomendasi saham yang ditawarkan di antaranya BBCA dan UNVR dengan potensi upside hingga 15%, ADRO, INKP, ITMG, UNTR dan INCO memiliki potensi kenaiakn 36%. Sedangkan BBNI, LPPF, EXCL berpeluang untuk naik hingga 45%, di bawah BDMN yang berpotensi upside hingga 48%.

Analis Semesta Indovest Sekuritas Aditya Perdana Putra menilai, pelaku pasar cenderung berhati-hati menunggu hasil pemilu. Meskipun, kenyataannya secara historikal indeks memang menunjukkan kenaikan.

"Beberapa saham yang disebutkan itu menarik, karena berhubungan dengan aktivitas ekonomi, seperti belanja pemerintah yang dialokasikan untuk pemilu," kata Aditya kepada Kontan.co.id, Kamis (13/9).

Sebagai contoh, ketika dilaksanakan perhelatan pekan olahraga yakni Asian Games 2018, diketahui bahwa sektor komunikasi mengalami peningkatan hingga 3-4 kali lipat. Kondisi tersebut juga berlaku pada pelaksanaan pemilu tahun depan menurut Aditya.

"Belanja pemerintah akan ada di sektor komunikasi, konsumsi dan perbankan. Meskipun, untuk perbankan ada yang murah dan mahal, nah yang murah-murah ada prospek untuk naik," ujarnya.

Namun, Aditya menilai dengan kondisi pasar saat ini, serta kondisi makro ekonomi yang tidak begitu baik, investor akan kesulitan untuk masuk ke beberapa saham rekomendasi Macquarie Sekuritas tersebut. Indeks saaat ini, dinilai masih bergerak searah dengan pelemahan nilai tukar rupiah, yang kapan saja bisa kembali ke level Rp 15.000 per dolar AS.

"Dengan posisi saat ini, agak sulit untuk masuk. Lebih baik kita lihat dan mantapkan data makro ekonominya. Setelah itu, baru bisa masuk perlahan," ungkapnya.

Apalagi, sejak awal tahun IHSG Tanah Air cenderung mengalami tren penurunan. Kalaupun investor ingin masuk, Aditya menyarankan hanya untuk trading atau jangka pendek.

"Kalau data-data makroekonomi bagus dan solid, rupiah mampu jaga posisi di level stabil, ini akan jauh lebih menarik di tengah indeks sekarang di 5.700-5.800," paparnya.

Sayangnya, meskipun posisi IHSG sudah berada di level menarik bagi investor untuk masuk, namun belum didukung oleh sentimen-sentimen lainnya. "Sekarang kita tidak hanya bisa melihat pemilu, tapi sentimen perang dagang, makro ekonomi, pelemahan nilai tukar juga perlu diperhitungkan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×