kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

IHSG turun, bisakah investor mengail untung?


Rabu, 12 September 2018 / 21:13 WIB
IHSG turun, bisakah investor mengail untung?
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) semakin dekat. Ini tercermin dari pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Rabu (12/9) yang digadang-gadang karena sentimen tersebut.

Berdasarkan RTI, indeks indeks Rabu (12/9) ditutup koreksi 0,57% ke level 5.798,15. Investor asing masih mencatatkan aksi net sell sebanyak Rp 684,49 miliar.

Analis Trimegah Sekuritas Rovandi mengatakan, sekitar 96% lebih pelaku pasar sudah mengantisipasi risiko kenaikan suku bunga acuan The Fed September ini. Namun, investor akan tetap kesulitan atau hanya bisa sedikit mengambil cuan dari momentum tersebut.

"Pekan ini baiknya investor wait and see, karena belum terlalu banyak informasi yang bisa dilihat dari pertemuan The Fed pekan nanti, ditambah rupiah masih melemah," kata Rovandi kepada Kontan.co.id, Rabu (12/9).

Sementara itu, selama wait and see investor bisa sembari melirik beberapa sektor emiten seperti perbankan dan properti. Pada saat harga saham rebound, investor memiliki peluang untuk masuk ke beberapa saham tertentu.

"Jadi harus tunggu beberapa saham bergerak dulu, kalau saat ini BRI Syariah (BRIS) dia udah balik rebound, fundamental juga sudah mulai pick up. Untuk blue chip mungkin BBCA," ungkapnya.

Di sisi lain, Senior Analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar menilai kinerja sektor perbankan akan tertekan pada saat The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga acuannya. Kondisi tersebut, bakal mendorong Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuannya sehingga berdampak pada kenaikan tren bunga pinjaman dari bank.

"Sektor perbankan sangat krusial, karena ada potensi pelemahan nilai tukar, perang dagang, dan BI harus tetap intervensi dengan menaikkan suku bunga, dampaknya akan ke net interest margin (NIM) perbankan yang naik," ujar William.

Selain perbankan, sektor properti juga akan terkena imbas serupa. Meskipun ada kebijakan pelonggaran loan to value (LTV), menurutnya itu tidak cukup membantu, lantaran suku bunga BI sudah naik berkali kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×