kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Cari untung di pasar saham jelang Pemilu, begini caranya


Kamis, 13 September 2018 / 18:13 WIB
Cari untung di pasar saham jelang Pemilu, begini caranya
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama musim pemilu, diprediksi bakal kembali terulang di tahun pemilu 2019. Beberapa emiten saham akan tertopang pertumbuhannya selama musim pemilu tersebut.

Berdasarkan riset Macquarie, disampaikan bahwa dalam tiga pemilu terakhir IHSG bergerak positif. Bahkan terjadi outperform terhadap indeks negara berkembang atau emerging market.

Dalam riset itu disebutkan, keuntungan bisa diperoleh investor yang membeli saham enam bulan sebelum pemilu. Adapun potensi upside saham-saham tersebut mencapai 7%-39%.

Rekomendasi saham yang ditawarkan di antaranya BBCA dan UNVR dengan potensi upside hingga 15%, ADRO, INKP, ITMG, UNTR dan INCO memiliki potensi kenaikan 36%. Sedangkan BBNI, LPPF, EXCL berpeluang untuk naik hingga 45%, di bawah BDMN yang berpotensi upside hingga 48%.

Analis Teknikal Kresna Sekuritas William Mammudi mengungkapkan, secara historis memang indeks mengalami reli pada tahun-tahun pemilu. Umumnya, peningkatan tersebut dipicu oleh saham-saham bluechip.

Menurutnya, saham-saham yang disebut Macquarie, kebanyakan masuk indeks LQ45, yang biasanya memang menjadi barometer indeks bluechip. "Jadi memang ada upside potensial untuk Tahun Pemilu 2019," kata William kepada Kontan, Kamis (13/9).

Meskipun belum memastikan seberapa besar potensi kenaikan indeks tahun depan, namun jika berkaca dari rata-rata kenaikan tahun sebelumnya mencapai 15%. Sedangkan untuk 2018, diperkirakan ada return negatif sekitar -8% secara year to date (ytd).

"Kalau kita asumsikan ada reversal, sehingga indeks bisa outperform tahun depan," jelasnya.

Dilihat dari kondisi fundamental saham-saham rekonomendasi Macquarie tersebut, Kresna Sekuritas menilai untuk saham perbankan dan konsumsi masuk cukup baik. Apalagi, kapitalisasi pasar IHSG Tanah Air saat ini, lebih banyak ditopang kedua sektor tersebut.

"Sedangkan kuda hitam ada di kooditas yang siklikal. Jika mereka reli sepanjang 2019, indeks kita bisa terbang dan mencetak all time high (level tertinggi sepanjang masa)," ungkapnya.

Dengan melihat berbagai potensi tersebut, William juga merekomendasikan investor untuk masuk di investasi jangka panjang. Sedangkan untuk trading atau investasi jangka pendek, menurutnya belum tepat untuk saat ini lantaran volatilitas masih cukup tinggi.

"Kalau benar untuk disimpan sampai akhir 2019, saham-saham tersebut bisa mulai cicil beli dari sekarang hingga akhir tahun (2018)," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×