Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Tokocrypto sebagai pemimpin pasar kripto di Indonesia optimistis terhadap pertumbuhan industri kripto di tahun 2024. CEO Tokocrypto Yudhono Rawis mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor yang mendukung pandangan bullish pada tren pasar kripto di tahun depan.
Potensi bullish pasar kripto akan berasal dari semakin meningkatnya adopsi kripto dilakukan oleh institusi keuangan tradisional, yang pada dasarnya dipengaruhi oleh upaya pengajuan ETF kripto oleh manajemen aset besar di Amerika Serikat (AS). Hal ini diharapkan juga akan berdampak pada pasar kripto di Indonesia.
Baca Juga: Bitcoin Diprediksi Capai US$ 48.000 pada Akhir 2023
Yudho menganalisis, apabila ETF Bitcoin spot akan disetujui diperkirakan kapitalisasi pasar Bitcoin bisa menyentuh US$ 1 triliun. Hal tersebut pada akhirnya dapat mendorong harga BTC ke atas US$ 50.000 atau setara Rp 770 juta, bahkan bisa melebihi angka tertingginya sepanjang masa di angka US$ 68.000 yang sekitar Rp 1 miliar pada November 2021 lalu.
Dari kondisi makroekonomi, potensi penurunan suku bunga bank sentral AS atau The Fed di tahun depan juga diprediksi akan membuat pasar kripto meraih sentimen positif.
Sebab, apabila suku bunga AS turun, umumnya investor akan lebih berani beralih ke kripto karena dianggap mampu menawarkan peluang keuntungan lebih tinggi dari aset konvensional.
Faktor lainnya adalah Bitcoin halving atau pengurangan setengah imbalan para miner atau penambang BTC diperkirakan akan terjadi pada tahun 2024. Peristiwa ini secara tidak langsung juga berdampak pada jumlah Bitcoin yang beredar.
Baca Juga: Pelaku Usaha Harapkan Regulasi Aset Kripto yang Adaptif dan Dinamis
Siklus kenaikan harga BTC umumnya berkisar pada peristiwa Bitcoin halving, yang umumnya akan mengalami kenaikan pesat satu tahun setelah halving, tentu diprediksi puncak kenaikan harga BTC atau all-time high terjadi pada tahun 2025.
"Kami melihat bahwa kondisi makroekonomi dan peristiwa Bitcoin halving akan menjadi katalis yang kuat bagi tren bullish pasar kripto di tahun 2024. Penurunan suku bunga The Fed akan membuat investor lebih berani beralih ke kripto, karena dianggap sebagai aset yang lebih menguntungkan. Sementara itu, Bitcoin halving akan mengurangi pasokan BTC, sehingga dapat mendorong kenaikan harga Bitcoin," ujar Yudho dalam siaran pers yang dibagikan, Rabu (27/12).
Yudho menambahkan, faktor selanjutnya meliputi regulasi. Menurut dia, regulasi dalam pengaturan dan pengawasan perdagangan aset kripto akan menentukan tren pasar ke depan.
Baca Juga: Bitcoin Bangkit Usai Putusan The Fed, Targetkan Harga Rp 743 Juta di Akhir 2023
Di Indonesia sendiri, sedang memasuki masa transisi peralihan pengawasan dan pengaturan aset kripto dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pelaku usaha di industri kripto Tanah Air, kini sedang menunggu rancangan Peraturan OJK (POJK) sebagai regulasi teknis dari pelaksanaan pengawasan kripto dan turunan dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 Tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK).
Yudho menjelaskan bahwa regulasi kripto oleh OJK dapat membuka kesempatan bagi berkembangnya industri aset digital secara lebih luas.
Ini termasuk potensi kerja sama antara institusi keuangan, seperti perbankan dan pedagang aset kripto, serta integrasi edukasi untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada publik mengenai risiko dan peluang di pasar kripto secara lebih masif.
"Ketika industri kripto berada di bawah pengawasan OJK, legitimasi sektor ini di Indonesia diharapkan meningkat secara signifikan. Di samping itu, kami juga menghargai upaya Bappebti yang telah memajukan industri ini dengan cepat dalam satu hingga dua tahun terakhir. Langkah ini telah meningkatkan kepercayaan masyarakat dan mempercepat adopsi kripto di Indonesia," kata Yudho.
Baca Juga: Harga Bitcoin Cetak Rekor Tertinggi, Begini Prospeknya ke Depan
Yudho berharap industri kripto di Indonesia dapat tumbuh lebih baik lagi. Ia menyebutkan bahwa nilai transaksi kripto di Indonesia pada Oktober 2023 mencapai Rp 104,9 triliun dengan jumlah investor naik menjadi 18,06 juta. Namun, angka ini masih lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2022, di mana transaksi mencapai Rp 306,4 triliun.
Meskipun ada tantangan di pasar, Tokocrypto tetap dalam kondisi perusahaan yang sehat, stabil, dan profit. Transaksi di platform ini naik 40% dalam dua kuartal terakhir tahun 2023, termasuk peningkatan jumlah trader aktif dan pengguna baru.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan telah mampu mengatasi tantangan industri dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan profitabilitas.
Baca Juga: Pasar Kripto Kembali ke Zona Hijau, Bagaimana Prospeknya ke Depan?
Data terkini menunjukkan bahwa jumlah pengguna terdaftar di Tokocrypto mencapai lebih dari 3,2 juta investor dengan transaksi Tokocrypto dalam satu tahun terakhir ini juga menunjukkan tren positif.
Seiring dengan pasar kripto yang mulai tumbuh kembali, Tokocrypto mencatatkan pertumbuhan dengan rata-rata daily trading volume mencapai lebih dari kurang lebih rata-rata US$ 18.000 atau sekitar Rp 277 juta per hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News