kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pilih-Pilih Saham Blue Chip Untuk Koleksi di Tahun 2024


Selasa, 02 Januari 2024 / 05:52 WIB
Pilih-Pilih Saham Blue Chip Untuk Koleksi di Tahun 2024
ILUSTRASI. Aktivitas karyawan di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Jakarta.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun 2023, mayoritas indeks saham di Bursa Efek Indonesia mencetak kinerja positif. Indeks saham blue chip LQ45 menguat 3,56% sepanjang tahun lalu.

Meski kenaikan indeks saham likuid berkapitalisasi pasar besar ini lebih rendah ketimbang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik 6,16%, kenaikan LQ45 masih lebih tinggi ketimbang IDX30 dan IDX80 yang hanya naik masing-masing 1,45% dan 1,81%.

Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto menilai, kinerja LQ45 sesuai ekspektasi. Performa LQ45 baru menanjak menjelang tutup tahun 2023, sejalan dengan pergerakan IHSG. Bagi William, laju positif LQ45 tahun lalu setidaknya mengindikasikan dua hal.

Pertama, situasi ini menggambarkan lonjakan IHSG yang cukup sehat. Sebab, kenaikan LQ45 menandakan saham-saham penggerak indeks (movers) tersebar lebih merata. Saham-saham penggerak tidak hanya bertumpu pada emiten tertentu, yang sempat didominasi oleh saham-saham baru atau grup tertentu.

Kedua, kenaikan LQ45 menandakan kembalinya arus dana investor asing (capital inflow) yang menjelang tutup tahun 2023 mengalir cukup deras. "Polanya hampir selalu begitu. (Saham) blue chip banyak diakumulasi, termasuk oleh investor asing," kata William kepada Kontan.co.id, akhir pekan lalu.

Baca Juga: Harga Nikel Turun 45% Tahun 2023, Intip Rekomendasi Saham Emiten Nikel Selanjutnya

Head of Equities Investment Berdikari Manajemen Investasi, Agung Ramadoni menambahkan, investor semakin percaya diri di pasar saham sejalan dengan sentimen makro ekonomi dan kebijakan moneter yang dinilai lebih kondusif. Ada ekspektasi langkah bank central cenderung less-hawkish, bahkan dovish.

"Harapannya tidak ada kenaikan lagi, atau pemangkasan suku bunga bisa jadi lebih awal dari yang diharapkan. Biasanya, saat terjadi capital inflow saham-saham yang pertama dibeli adalah saham blue chip," terang Agung.

Equity Sales Jasa Utama Capital Sekuritas Alfredo Gusvirli mengamini, arus capital inflow bisa menjadi sinyal siklus pergerakan saham-saham blue chip. Alfredo pun menyoroti, penguatan LQ45 menjelang tutup tahun 2023 didorong oleh windows dressing yang terjadi pada bulan Desember.

Baca Juga: IHSG Bisa Naik Hampir 9% Tahun Depan, Intip Rekomendasi 10 Saham Berikut

Prospek LQ45 & Saham Pilihan

Memasuki tahun 2024, analis optimistis pasar saham akan tumbuh positif, yang tercermin dari kenaikan IHSG. Sedangkan untuk mendorong IHSG, Alfredo menekankan kontribusi dari LQ45 memegang peranan penting. Mengingat indeks ini diisi oleh saham blue chip dan sebagian punya bobot besar.

Alfredo memprediksi LQ45 akan terus melaju pada 2024, sehingga tetap moncer sebagai pilihan investasi. Katalis pendorongnya adalah kebijakan suku bunga dan pertumbuhan ekonomi yang kondusif.

"Saham-saham LQ45 akan menjadi opsi investasi menarik ketika instrumen-instrumen lain memiliki return yang kurang dibandingkan return di IHSG," kata Alfredo.

Baca Juga: Begini Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Tahun Depan

Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda sepakat, prospek LQ45 masih apik pada 2024. Hanya saja, tetap cermati berbagai faktor risiko maupun peluang yang ada di bursa. Vicky mengingatkan, salah satu katalis penting pada tahun 2024 adalah penyelenggaraan Pemilu & Pilpres.

Dus, penting bagi investor untuk mencermati sektor-sektor yang potensial pada tahun ini. Vicky menilai sektor keuangan terutama saham perbankan masih jadi pilihan menarik. Sektor lainnya adalah barang konsumsi (consumer good) dan emiten dengan bisnis aneka industri.

Sebagai strategi investasi, Vicky menyarankan buy on weakness saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC). Lalu, PT Astra International Tbk (ASII) sebagai pilihan jangka menengah.

Kemudian, trading buy untuk saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Sementara itu, Agung menjagokan saham blue chip dari sektor teknologi, infrastruktur telekomunikasi, consumer dan perbankan.

Baca Juga: Perdagangan Perdana 2024, Intip Prediksi IHSG & Rekomendasi Saham Untuk Selasa (2/1)

Saham pilihan Agung adalah PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan ICBP. 

Sedangkan Alfredo menyarankan tiga strategi untuk melirik LQ45. Pertama, koleksi saham BBRI, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dan MEDC. Lalu, wait and see pada saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).

Kemudian, bisa pertimbangkan taking profit pada saham ARTO dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA). Soal profit taking, William mengingatkan potensi tekanan jual pada awal tahun akibat aksi tersebut.

Meski begitu, masih menarik untuk koleksi LQ45 dengan mencermati update kinerja keuangan emiten serta mengantisipasi January Effect. William menyematkan rekomendasi buy untuk BBNI, BBRI, BBCA, TLKM, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).

Selanjutnya: Sebelum Menjadi Kaya, Ini 7 Formula Robert Kiyosaki agar Sukses

Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Hari Ini (2/1) Hujan Lebat Disertai Petir di Provinsi Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×