Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) terus memperkuat kinerjanya pasca kuartal I-2025, salah satunya dengan mengamankan tambahan pasokan gas domestik.
Pada ajang Indonesia Petroleum Association (IPA) Convex 2025, PGAS meneken dua kesepakatan strategis dengan West Natuna Group, yakni Domestic Swap Agreement dan Gas Sales Agreement.
Baca Juga: PGN (PGAS) Teken Sejumlah PJBG dan Kerja Sama Strategis pada IPA Convex 2025
Melalui perjanjian ini, sebagian volume gas yang sebelumnya diekspor ke Singapura akan dialihkan untuk kebutuhan domestik.
Sebagai tindak lanjut, PGAS memperoleh pasokan gas baru dengan volume lebih dari 71,83 BBTUD, yang diperoleh melalui penandatanganan enam perjanjian jual beli gas (PJBG).
Direktur Utama PGAS Arief S. Handoko menyampaikan, skema swap gas domestik diharapkan mampu meningkatkan stabilitas dan efisiensi pasokan gas di dalam negeri, khususnya untuk sektor industri.
"Optimalisasi pemanfaatan gas bumi domestik juga menjadi bagian dari upaya mengurangi ketergantungan terhadap impor energi. Kami akan manfaatkan pasokan ini secara maksimal demi keberlanjutan layanan gas bumi dan ketahanan energi nasional," ujarnya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (21/5).
Baca Juga: Saham PGAS Dikoleksi Long Kheng Hong hingga Blackrock, Intip Rekomendasinya Berikut
Efisiensi COGS dan Margin Lebih Stabil
Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, Indy Naila menilai, perjanjian swap gas tersebut dapat menjamin kontinuitas pasokan, sehingga risiko disrupsi rantai pasok dapat ditekan.
"Dampaknya, margin laba PGAS bisa lebih stabil dan COGS (Cost of Goods Sold) lebih terkendali," jelas Indy, Jumat (23/5).
Senada, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai kesepakatan dengan West Natuna Group akan berdampak positif terhadap pendapatan PGAS.
Tambahan pasokan gas ini juga berpotensi mendorong pertumbuhan laba bersih, selama pengendalian biaya bisa dijaga.
“Yang terpenting, tambahan pasokan tersebut harus tepat sasaran ke pelanggan yang benar-benar membutuhkan,” imbuh Nafan, Minggu (25/5).
Baca Juga: PGN (PGAS) Terima Tambahan LNG dari Lapangan Tangguh
Jargas Jadi Pilar Ekspansi
Selain mengamankan pasokan, PGAS juga menggenjot ekspansi pembangunan jaringan gas (jargas) tahun ini.
Perusahaan mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar US$ 29 juta sepanjang 2025 untuk memperluas jaringan distribusi gas di sejumlah wilayah di Sumatra dan Jawa.
Menurut Nafan, pembangunan jargas merupakan langkah strategis jangka panjang karena dapat menciptakan recurring income dan memperluas basis pelanggan, baik di segmen rumah tangga, komersial, maupun industri.
“Jargas adalah elemen penting dalam strategi ekspansi PGAS. Selain memperkuat distribusi, proyek ini mendukung adopsi energi bersih dan efisien,” ujar Nafan.
Baca Juga: Laba Bersih Perusahaan Gas Negara (PGAS) Turun 48,80% pada Kuartal I-2025
Tantangan dan Rekomendasi Saham
Meski prospek industri gas masih positif, PGAS tetap menghadapi sejumlah tantangan, antara lain regulasi harga gas industri serta tekanan dari kondisi makroekonomi global yang memicu fluktuasi harga energi.
Kendati demikian, Indy menilai prospek PGAS tetap solid, apalagi emiten ini dikenal rutin membagikan dividen dengan dividend yield yang menarik.
Ia merekomendasikan beli saham PGAS dengan target harga Rp 1.800–1.900 per saham.
Nafan merekomendasikan akumulasi beli, dengan entry level di kisaran Rp 1.610–1.640. Saham PGAS ditargetkan menembus level Rp 1.655 hingga Rp 2.210 per saham.
Selanjutnya: 4 Tips Cara biar Tidak Jadi Korban Penipuan Online dan WhatsApp
Menarik Dibaca: 4 Tips Cara biar Tidak Jadi Korban Penipuan Online dan WhatsApp
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News