kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.692.000   8.000   0,48%
  • USD/IDR 16.378   24,00   0,15%
  • IDX 6.586   -60,04   -0,90%
  • KOMPAS100 978   -11,49   -1,16%
  • LQ45 766   -10,02   -1,29%
  • ISSI 202   -1,26   -0,62%
  • IDX30 397   -4,35   -1,08%
  • IDXHIDIV20 477   -6,09   -1,26%
  • IDX80 111   -1,25   -1,11%
  • IDXV30 117   -0,43   -0,37%
  • IDXQ30 131   -1,88   -1,41%

Selektif Memilih Saham Blue Chip, Simak Rekomendasi Analis Berikut Ini


Kamis, 13 Februari 2025 / 07:42 WIB
Selektif Memilih Saham Blue Chip, Simak Rekomendasi Analis Berikut Ini
ILUSTRASI. Para analis memberikan rekomendasi saham blue chip pilihan yang menarik dikoleksi saat IHSG rebound


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik naik 113,78 poin atau melonjak 1,74% ke level 6.645,77 pada perdagangan Rabu (12/2). IHSG  rebound usai koreksi dalam lima perdagangan beruntun. 

Rebound IHSG kemarin (12/2) ditopang oleh performa positif indeks-indeks saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang kompak menanjak. Termasuk indeks yang identik dengan saham lapis pertama alias blue chip, yakni LQ45 dan IDX30, yang masing-masing naik 1,87% dan 1,70%.

Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan mengamati lonjakan kali ini masih dalam kategori technical rebound, mengingat IHSG sudah memasuki area jenuh jual (oversold) setelah penurunan yang cukup dalam. Secara teknikal, level 6.500 menjadi support psikologis yang cukup kuat, sehingga wajar terjadi aksi beli saat IHSG mendekati area tersebut.

"Namun, untuk memastikan apakah kenaikan ini akan berlanjut, perlu melihat keberlanjutan dari arus dana asing, perkembangan sentimen global, serta faktor makro ekonomi domestik," jelas Felix kepada Kontan.co.id, Rabu (12/2).

Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham Pilihan dan Proyeksi IHSG untuk Hari Ini (13/2)

Team Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas turut menilai penguatan IHSG masih bersifat technical rebound. Lonjakan IHSG lebih ditopang oleh beberapa saham tertentu, terutama saham perbankan.

Adapun, empat saham bank dengan kapitalisasi pasar besar (big bank) yang sebelumnya merosot, kini kompak menanjak. Begitu juga dengan saham big cap lainnya seperti PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang mengalami rebound. 

Praktisi Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto menambahkan, technical rebound IHSG saat ini belum menjadi awal pembalikan tren. William menyoroti nilai transaksi yang tipis di bawah rata-rata menandakan pelaku pasar masih wait and see.

"Kemungkinan melakukan transaksi dengan dana kecil atau hanya dilakukan pada saham-saham dengan bobot besar saja yang bisa memberikan efek signifikan terhadap IHSG," terang William.

Vice President Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi menimpali, dengan volume transaksi yang masih di bawah rata-rata 20 hari, maka potensi IHSG masih melaju terbatas atau cenderung bergerak sideways.

"Investor dapat memanfaatkan momentum technical rebound untuk jangka pendek," ungkap Audi.

Kondisi pasar saat ini bisa dipertimbangkan sebagai momentum untuk melirik saham yang sudah terdiskon banyak, terutama pada saham lapis pertama alias blue chip.

"Kami masih meyakini saham blue chip dengan kinerja positif yang harganya terdiskon akan menarik dalam jangka panjang," kata Audi.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Pilihan dari MNC Sekuritas pada Hari Ini (13/2)

Optimisme serupa sempat disampaikan oleh Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman. Menurut Iman, tren pelemahan yang sedang menimpa IHSG bisa menjadi momentum untuk "time to buy", terutama bagi investor yang memiliki strategi investasi jangka panjang.

Team Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas sepakat, saham blue chip menarik untuk dikoleksi, khususnya di sektor perbankan. Namun, investor sebaiknya melakukan pembelian secara bertahap dengan strategi cost averaging, bukan hanya di satu harga.

Selain perbankan, volatilitas pada saham emiten komoditas juga bisa dipertimbangkan. William menambahkan, investor perlu cermat melihat momentum dan analisa teknikal pada saham blue chip tersebut.

"Harus lihat momentumnya, tidak bisa hanya karena asumsi harga yang terdiskon lalu terlalu cepat membeli, sedangkan tren melemah masih belum berakhir," terang William.

Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Fath Aliansyah Budiman menyarankan, dalam situasi saat ini, sebaiknya pelaku pasar fokus dengan saham emiten yang memiliki porsi investor asing kecil namun punya potensi pertumbuhan yang besar. Di sisi lain, apabila ada emiten yang berencana melakukan aksi korporasi, sahamnya bisa bergerak anomali.

Fath pun mengingatkan posisi IHSG yang masih terbuka untuk kembali merosot. "Rebound yang diharapkan adalah dengan volume yang besar dan juga ada partisipasi dari asing dalam skala besar. Selama belum ada dua hal ini, IHSG masih rawan koreksi," ungkap Fath.

Technical Analyst BRI Danareksa Sekuritas Reyhan Pratama menimpali, pelaku pasar harus lebih berhati-hati di tengah kondisi pasar yang masih bearish. Terlepas dari sektor atau klasifikasi saham tersebut, investor sebaiknya menghindari terlebih dulu saham yang sedang downtrend.

"Terlepas blue chip atau bukan, fokus pada saham yang sedang uptrend atau sideways dengan peningkatan volume untuk trading jangka pendek maupun swing trade," ungkap Reyhan.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Teknikal Saham UNTR, BRMS dan PGAS untuk Kamis (13/2)

Selain itu, pelaku pasar bisa memperhatikan momentum yang bisa menjadi sentimen pendorong bagi bisnis emiten tersebut. Di antara saham blue chip konstituen indeks LQ45, Reyhan menjagokan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Saham JPFA dan INDF juga menjadi pilihan William. Selain itu, William melirik PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR). Sedangkan Audi menyarankan buy saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) untuk target harga Rp 2.830 per saham.

Selanjutnya, Audi merekomendasikan speculative buy PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dan buy on break PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Target harga masing-masing ada di level Rp 4.810 dan Rp 1.725 per saham.

Sementara Team Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas menyarankan buy on weakness saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) pada area Rp 2.810 - Rp 2.870. Pertimbangkan target harga Rp 3.150 - Rp 3.200, dan stoploss jika merosot ke level Rp 2.700 - Rp 2.730 per saham.

Investment Analyst Edvisor Profina Visindo Indy Naila menjagokan saham PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).

Berikut trading plan untuk ketiga saham tersebut:

1. UNTR

  • Harga penutupan: Rp 24.875
  • Support: Rp 24.000
  • Resistance: Rp 25.825
  • Target harga: Rp 27.500.

2. MAPI

  • Harga penutupan: Rp 1.280
  • Support: Rp 1.190
  • Resistance: Rp 1.300
  • Target harga: Rp 1.465

 

3. PGAS

  • Harga penutupan: Rp 1.640
  • Support: Rp 1.530
  • Resistance: Rp 1.650
  • Target harga: Rp 1.720.

Selanjutnya: OJK: 17 UUS di Industri Perasuransian Bakal Lakukan Spin Off di Tahun 2025

Menarik Dibaca: Promo Bakmi GM Bucin Combo 14-16 Februri 2025, Makan Berdua Hanya Rp 47.000-an

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×