CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.386.000   -14.000   -1,00%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

Pernyataan The Fed Membuat Mayoritas Bursa Asia Menghijau pada Senin (28/8)


Senin, 28 Agustus 2023 / 20:05 WIB
Pernyataan The Fed Membuat Mayoritas Bursa Asia Menghijau pada Senin (28/8)
ILUSTRASI. Bursa saham Jepang. (Kyodo)


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham di Asia sore ini, Senin (28/8), mayoritas ditutup naik. Tim riset Phillip Sekuritas Indonesia menilai, investor merasa lega setelah ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell memberi indikasi bahwa Federal Reserve akan bersikap hati-hati berkaitan dengan suku bunga.

Indeks saham di China dan Hong Kong memimpin kenaikan indeks saham regional, dimana Indeks Hang Seng naik 0,97% sementara Shanghai Composite ditutup naik 1,13%. Penguatan ini terjadi setelah Pemerintah China mengurangi bea materai atas transaksi perdagangan saham. Kebijakan ini bertujuan untuk menyegarkan pasar modal dan meningkatkan kepercayaan investor.

Regulator pasar modal China, yakni China Securities Regulatory Commission (CSRC) juga memberi persetujuan terhadap peluncuran 37 Dana Ritel, termasuk 10 Exchange-traded fund (ETF) yang berbasis CSI 2000 Small Cap Index dan 7 ETF yang berfokus pada saham-saham sektor teknologi.

20 produk lainnya adalah reksadana inovatif yang untuk pertama kalinya membebankan biaya mengambang (floating fees) kepada investor, yang akan di patok berdasarkan besaran dana, kinerja, atau lamanya kepemilikan (holding period).

Baca Juga: Menguat di Awal Pekan, IHSG Berpotensi Kembali Naik Pada Selasa (29/8)

Dari sisi makroekonomi, data memperlihatakan Penjualan Ritel di Australia rebound di bulan Juli 2023, setelah turun tajam pada bulan sebelumnya. Namun secara tahun ke tahun alias Year-on-Year (YoY), angka ini masih terus turun karena suku bunga yang tinggi telah memperlambat belanja konsumen.

Penjualan ritel tumbuh 0,5% secara bulanan di bulan Juli, lebih tinggi dari estimasi pasar, yakni 0,3%. Angka ini juga berbalik arah dari penurunan 0,8% di bulan Juni 2023.

Trend pelemahan pada belanja konsumen adalah alasan utama bank sentral Australia (RBA) menahan kenaikan suku bunga acuan dalam dua bulan terakhir setelah mengerek suku bunga sebesar 400 basis points (bps) sejak Mei 2022 menjadi 4,1%, tertinggi dalam 11 tahun.

Dari dalam negeri, likuiditas perekonomian semakin meningkat di bulan Juli. Posisi uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh 6,4% YoY, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang sebesar 6,1% Y/Y.

Perkembangan M2 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit yang tumbuh 8,5% YoY, lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan 7,8% YoY di bulan Juni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[ntensive Boothcamp] Business Intelligence with Ms Excel Sales for Non-Sales (Sales for Non-Sales Bukan Orang Sales, Bisa Menjual?)

[X]
×