Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Surat utang negara (SUN) denominasi Euro atau Eurobond laris manis.
Instrumen ini mencatat total permintaan EUR 8,36 miliar. Nilai tersebut lebih besar dibandingkan permintaan penerbitan Eurobond tahun lalu yang sebesar EUR 2,38 miliar.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan pemerintah kemudian menerbitkan Eurobond senilai EUR 3 miliar.
Penerbitan dilakukan dalam dua seri, yakni EUR23 bertenor tujuh tahun senilai EUR 1,5 miliar. Seri ini mencatat permintaan mencapai EUR 4,23 miliar.
"Adapun yield untuk seri ini ditetapkan 2,772%," ujar Robert kepada KONTAN, Jakarta, Kamis (8/6).
Kemudian, seri EUR28 bertenor 12 tahun diterbitkan senilai EUR 1,5 miliar dengan yield 3,906%. Seri ini mencatat total permintaan EUR 4,13 miliar.
"Untuk proses setelmen akan dilakukan 14 Juni," ujar Robert.
Sumber Kontan mengatakan kupon untuk seri EUR23 dan EUR28 masing-masing ditetapkan sebesar 2,625% dan 3,75%. Dia mengatakan banjirnya permintaan investor dipicu oleh menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).
"Beberapa investor yang datang menyatakan bahwa peringkat S&P tidak terlalu berpengaruh karena sudah price in Indonesia ke investment grade," ujar sumber tersebut.
Yield menarik
Scenaider CH Siahaan, Direktur Strategi dan and Portfolio Utang DJPPR mengatakan penerbitan Eurobond sengaja dilakukan di semester I untuk mengantisipasi ketidakpastian global, termasuk adanya kenaikan Fed rate.
"Semua obligasi valas kami rencanakan pada semester 1, untuk mitigasi risiko," ujar dia.
Ekonom Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih mengatakan ramainya permintaan disebabkan oleh menariknya imbal hasil yang ditawarkan oleh eurobond Indonesia. Suku bunga deposito Eropa saat ini juga rendah mencapai minus 0,4%.
Di samping itu, terdapat potensi upgrade peringkat oleh S&P di Oktober nanti. " Kupon dihitung dengan mempertimbangkan rating, kurs dan tentu saja kebutuhan pemerintah," ujar Lana.
Analis Capital Asset Management Desmon Silitonga pun sepakat. Rendahnya suku bunga zona Euro serta membaiknya kinerja indikator makro Indonesia seperti apresiasi nilai tukar rupiah, inflasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia membawa sentimen positif terhadap penerbitan Eurobond tahun ini.
"Ditahannya rating S&P membuat kupon sedikit tertahan," ujar Desmon.
Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra mengatakan penerbitan eurobond menarik ditopang oleh S&P yang memberikan prospek positif terhadap peringkat utang Indonesia.
Dua lembaga pemeringkat lainnya yaitu Moodys Investors Service dan Fitch Ratings juga telah menyematkan investment grade.
"Artinya, investor bisa mendapatkan instrumen dengan tingkat imbal hasil yang menarik serta dengan kualitas kredit yang cukup baik," ujar Made.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News