Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Yudho Winarto
Yield menarik
Scenaider CH Siahaan, Direktur Strategi dan and Portfolio Utang DJPPR mengatakan penerbitan Eurobond sengaja dilakukan di semester I untuk mengantisipasi ketidakpastian global, termasuk adanya kenaikan Fed rate.
"Semua obligasi valas kami rencanakan pada semester 1, untuk mitigasi risiko," ujar dia.
Ekonom Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih mengatakan ramainya permintaan disebabkan oleh menariknya imbal hasil yang ditawarkan oleh eurobond Indonesia. Suku bunga deposito Eropa saat ini juga rendah mencapai minus 0,4%.
Di samping itu, terdapat potensi upgrade peringkat oleh S&P di Oktober nanti. " Kupon dihitung dengan mempertimbangkan rating, kurs dan tentu saja kebutuhan pemerintah," ujar Lana.
Analis Capital Asset Management Desmon Silitonga pun sepakat. Rendahnya suku bunga zona Euro serta membaiknya kinerja indikator makro Indonesia seperti apresiasi nilai tukar rupiah, inflasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia membawa sentimen positif terhadap penerbitan Eurobond tahun ini.
"Ditahannya rating S&P membuat kupon sedikit tertahan," ujar Desmon.
Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra mengatakan penerbitan eurobond menarik ditopang oleh S&P yang memberikan prospek positif terhadap peringkat utang Indonesia.
Dua lembaga pemeringkat lainnya yaitu Moodys Investors Service dan Fitch Ratings juga telah menyematkan investment grade.
"Artinya, investor bisa mendapatkan instrumen dengan tingkat imbal hasil yang menarik serta dengan kualitas kredit yang cukup baik," ujar Made.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News