Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Katalis positif yang bersumber dari dalam negeri berhasil mengangkat harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan Selasa (7/6) kemarin.
Mengacu Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) per Selasa (7/6), rata-rata harga obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price naik 0,34% dibandingkan hari sebelumnya ke level 112,5.
Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra mengungkapkan, ada dua faktor yang mendorong harga SUN di pasar sekunder kemarin. Pertama, penguatan mata uang Garuda di hadapan dollar Amerika Serikat (AS).
Di pasar spot, Selasa (7/6) nilai tukar rupiah menguat 0,8% ketimbang hari sebelumnya ke level Rp 13.263 per dollar AS.
Kedua, ramainya penawaran yang masuk pada lelang SUN Selasa (7/6). "Data penawaran lelang mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan lelang sebelumnya, senilai Rp 42,32 triliun dari lima seri SUN yang ditawarkan," imbuhnya.
Berpotensi menanjak
Nah, untuk transaksi perdagangan hari ini (8/6), harga SUN diterawang bakal menguat. Made menduga, kenaikan harga obligasi negara di pasar sekunder pada perdagangan hari ini terjadi di tengah memudarnya ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed. Saat ini, suku bunga The Fed tercatat di level 0,25% - 0,5%.
"Namun, investor akan mencermati pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS setelah sore kemarin Bank Indonesia (BI) menyampaikan data cadangan devisa Mei 2016 yang turun dibandingkan periode sebelumnya," paparnya.
Cadangan devisa per Mei 2016 sebesar US$ 103,6 miliar, menyusut ketimbang posisi April 2016 yang mencapai US$ 107,7 miliar. Penurunan tersebut disebabkan oleh penyediaan valas guna memenuhi kebutuhan pembayaran kewajiban valas penduduk sesuai pola musiman. Walhasil, penempatan valas perbankan di BI pun tertekan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News