kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.409.000   5.000   0,21%
  • USD/IDR 16.717   24,00   0,14%
  • IDX 8.711   77,93   0,90%
  • KOMPAS100 1.194   10,49   0,89%
  • LQ45 855   7,80   0,92%
  • ISSI 311   3,27   1,06%
  • IDX30 442   1,95   0,44%
  • IDXHIDIV20 513   -0,14   -0,03%
  • IDX80 133   1,33   1,01%
  • IDXV30 141   0,50   0,36%
  • IDXQ30 141   0,33   0,23%

Pergerakan Indeks Dollar Stagnan Bikin Alternatif Safe Haven Mulai Dilirik


Minggu, 07 Desember 2025 / 19:55 WIB
Pergerakan Indeks Dollar Stagnan Bikin Alternatif Safe Haven Mulai Dilirik
ILUSTRASI. Kredit Valas: Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, outstanding kredit valas per Juli 2025 mencapai Rp 1.222 triliun, tumbuh 4,35% secara tahunan. Outstanding tersebut mengalami tren perlambatan sejak Februari yang tumbuh 17,29%. KONTAN/Baihaki/25/11/2025


Reporter: Wafidashfa Cessarry | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks dolar Amerika Serikat (AS) bergerak stagnan pada akhir pekan Jumat (5/12). Namun, ruang koreksi dinilai tidak besar dan masih rawan berbalik arah akibat sentimen geopolitik dan arah kebijakan bank sentral.

Mengutip Trading Economics, Jumat (5/12), indeks dolar (DXY) tercatat naik tipis 0,003% ke 98,992 secara harian, namun turun 0,74% dalam sebulan terakhir.

Kepala Ekonom Bank BCA, David Sumual, menilai tekanan pada dolar dipicu meningkatnya ekspektasi pasar atas pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) pada Desember. “Ekspektasi pasar meningkat akan adanya penurunan Fed rate di bulan Desember. Ini ditopang oleh data terakhir seperti klaim pengangguran yang lebih rendah dari ekspektasi,” ujarnya pada Kontan, Jumat (5/12/2025).

Baca Juga: Rupiah Berpeluang Menguat pada Senin (8/12/2025), Terdorong Sentimen FOMC The Fed

Meski demikian, David menegaskan bahwa dolar masih diperlakukan sebagai aset pelindung risiko dibandingkan dengan mata uang negara berkembang. Ia menyebut mata uang utama lain seperti franc Swiss (CHF) dan yen Jepang (JPY) saat ini juga tetap menarik sebagai alternatif safe haven.

Pengamat Ekonomi, Mata Uang, dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi menyatakan indeks dolar masih berfluktuasi kuat di rentang teknikal 98,60 hingga 99,40, seiring pasar menimbang arah kebijakan Fed dan dinamika geopolitik. Ia menyoroti faktor penentu volatilitas dolar, mulai dari spekulasi penurunan suku bunga hingga kemungkinan penunjukan kandidat Gubernur Bank Sentral AS yang dekat dengan Presiden Donald Trump.

Ibrahim menilai tensi geopolitik menjadi pemicu risiko upside pada dolar, terutama konflik Rusia–Ukraina yang belum menemukan titik temu serta meningkatnya ketegangan AS–Venezuela. “Ini membuat indeks dolar kembali lagi mengalami penguatan dan harga komoditas pun juga mengalami penguatan,” jelasnya.

Baca Juga: Rupiah Menguat 0,16% Dalam Sepekan, Cek Proyeksi dan Sentimennya untuk Pekan Depan

Untuk alternatif safe haven, Ibrahim menyebut yen Jepang berpotensi menguat seiring peluang kenaikan suku bunga Bank of Japan, dengan perdagangan di kisaran support 154,00 dan resistance 155,80 per dolar AS. Swiss franc juga dinilai atraktif dengan estimasi rentang perdagangan di support 0,7994 dan resistance 0,8055 per dolar AS.

Selanjutnya: Bencana Sumatra Berpotensi Tekan Pertumbuhan Ekonomi di Bawah 5% pada Kuartal IV-2025

Menarik Dibaca: Kehabisan Gaji Pasca PHK? Ini Solusi Finansial tanpa Stres dan Tetap Stabil

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×