kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.907.000   -17.000   -0,88%
  • USD/IDR 16.224   -15,00   -0,09%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Dolar AS Tertekan, Franc Swiss (CHY) dan Yen (JPY) Jadi Alternatif Safe Haven


Jumat, 27 Juni 2025 / 06:35 WIB
Dolar AS Tertekan, Franc Swiss (CHY) dan Yen (JPY) Jadi Alternatif Safe Haven
ILUSTRASI. Indeks dolar Amerika Serikat (AS) masih berada dalam tekanan akibat meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan meningkatnya ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga The Fed./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/22/12/2023.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks dolar Amerika Serikat (AS) masih berada dalam tekanan akibat meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan meningkatnya ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga The Fed.

Mengutip Trading Economics, indeks dolar (DXY) berada di level 97,31 pada Kamis (26/6) pukul 20.17 WIB.

Dalam 24 jam terakhir, DXY turun 0,38%, sekaligus melemah 1,61% dalam sepekan terakhir.

Baca Juga: Dolar AS Tertekan, Yen Jadi Mata Uang Utama Paling Menjanjikan

Di sisi lain, mayoritas mata uang utama mencatatkan penguatan terhadap dolar AS: GBP/USD naik 1,84%, EUR/USD menguat 1,79%, NZD/USD naik 1,09%, AUD/USD menguat 0,87%, USD/CHF melemah 2,02% (CHF menguat), USD/JPY turun 0,66%, dan USD/CAD melemah 0,24%

Potensi Koreksi Dolar Masih Terbuka

Sutopo Widodo, Presiden Komisioner HFX International Berjangka, mengatakan bahwa indeks dolar saat ini berada di titik kritis setelah menyentuh level terendah dalam tiga tahun terakhir.

“Potensi koreksi lebih dalam masih terbuka, terutama bila ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga The Fed terus meningkat, serta tensi geopolitik global tetap mereda,” ujar Sutopo kepada Kontan.co.id, Kamis (26/6).

Meski demikian, Sutopo menilai peluang penguatan dolar AS masih tetap ada jika muncul sentimen signifikan, seperti rilis data ekonomi AS yang kuat atau eskalasi ketegangan global yang memicu aksi flight to safety.

“Kondisi tersebut bisa mengembalikan minat pasar terhadap dolar sebagai aset safe haven tradisional,” ujarnya.

Baca Juga: Dolar Tak Dilirik Pasar, Kekhawatiran Soal Independensi The Fed Meningkat

Kekhawatiran Kebijakan Trump Membayangi Dolar

Senada, Lukman Leong, Analis Doo Financial, mengatakan nilai tukar dolar AS saat ini masih dibayangi tekanan dari ekspektasi perdamaian geopolitik dan kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed.

Di sisi lain, belum tercapainya kesepakatan dagang antara AS dan negara-negara mitra menjelang berakhirnya masa tenggang tarif juga menambah ketidakpastian.

“Ini menjadi sentimen negatif yang semakin membebani dolar. Kekhawatiran terhadap kebijakan Donald Trump, termasuk potensi tindakan kontroversialnya, membuat investor lebih berhati-hati,” ujar Lukman.

Menurutnya, satu-satunya katalis positif bagi dolar dalam waktu dekat adalah tercapainya kesepakatan terkait tarif.

Hal ini setidaknya dapat meredakan kekhawatiran pasar atas risiko resesi dan tekanan inflasi ganda.

Baca Juga: Perkasa, Rupiah Spot Menguat 0,4% terhadap Dolar AS pada Kamis (26/6) Siang

CHF dan JPY Jadi Pilihan Alternatif

Di tengah pelemahan dolar, mata uang alternatif yang berstatus safe haven mulai dilirik investor.

Baik Sutopo maupun Lukman sepakat bahwa Franc Swiss (CHF) dan Yen Jepang (JPY) menjadi kandidat terkuat.

“Franc Swiss saat ini berada di level terkuat terhadap dolar dalam 14 tahun terakhir. Yen juga menarik, meski masih dibayangi ketidakpastian suku bunga Bank of Japan,” jelas Lukman.

Sementara Sutopo menilai, status Jepang sebagai negara kreditur besar dengan pasar yang sangat likuid membuat Yen kerap menjadi pilihan utama saat ketidakpastian global meningkat.

“Begitu juga Franc Swiss. Stabilitas politik, neraca pembayaran yang sehat, dan pendekatan konservatif bank sentralnya menjadikan mata uang ini safe haven yang andal,” pungkasnya.

Selanjutnya: BEI Berencana Buka Short Selling Mulai 26 September 2025

Menarik Dibaca: Promo PHD Paket Hemat 26-28 Juni 2025, 3 Pizza Lezat Cuma Rp 42.000-an Per Pizza

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×