kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Perak semakin ditinggalkan


Selasa, 17 November 2015 / 17:10 WIB
Perak semakin ditinggalkan


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kisruh geopolitik yang tengah terjadi di pasar global gagal mengangkat harga perak. Setelah sempat rebound di awal pekan, harga harus kembali tergelincir.

Mengutip Bloomberg, Selasa (17/11) pukul 15.20 WIB harga perak kontrak pengiriman Desember 2015 di Commodity Exchange menukik 0,28% ke level US$ 14,16 per ons troi dibanding hari sebelumnya. Harga ini pun sudah terkikis 1,18% dalam sepekan terakhir. Yang mana harga perak memang sudah terpuruk dalam empat minggu beruntun.

Ibrahim, Pengamat Komoditas PT SoeGee Futures menjelaskan penurunan terjadi karena sentimen pendongkrak harga logam mulia dari kisruh geopolitik antara Perancis dan Suriah sudah terganti dengan fokus kepada potensi kenaikan suku bunga The Fed. Sebabnya, pada Selasa (17/11) malam akan dirilis data inflasi AS Oktober 2015.

“Seperti yang diketahui, inflasi itu komponen penting kenaikan suku bunga,” jelas Ibrahim. Diduga inflasi AS Oktober 2015 membaik dari minus 0,2% di bulan sebelumnya menjadi 0,2%. Sedangkan inflasi inti AS di bulan yang sama diprediksi bertahan di level 0,2%. Untuk menaikkan suku bunganya, The Fed mengejar inflasi di level 2%.

Dengan fokusnya perhatian pelaku pasar kepada USD, capital outflow yang terjadi di Exchange Traded Fund pun kian membengkak. Laporan ETF mencatatkan hingga Selasa (17/11) aset perak yang sudah ditarik secara global sudah turun 1,42 juta ton atau turun 0,2% dibanding periode yang sama di bulan lalu. Jika dibanding periode yang sama di tahun 2014 lalu, aset yang ditarik sudah mencapai 33,22 juta ton atau turun sekitar 5,2%.

Tingginya tekanan negatif baik dari peluang The Fed fund rate naik dan aksi balasan dari Prancis lewat bom ke kota Raqqa Suriah membuat pelaku pasar waspada. “Jelas semua berbondong-bondong menarik asetnya karena ketidakpastian di pasar begitu tinggi,” jelas Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×