Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia kembali menanjak setelah sempat turun pada awal November 2023 ke US$ 80,44/bbl. Diprediksi harganya masih mampu meningkat ada potensi lanjutan pengurangan produksi oleh OPEC+.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, minyak mentah berjangka WTI stabil di atas US$ 82/bbl pada hari ini. Namun masih mengalami penurunan untuk minggu kedua berturut-turut di tengah ketidakpastian prospek permintaan global dan meredanya kekhawatiran bahwa konflik Timur Tengah akan mengganggu pasokan.
Awal pekan ini, data aktivitas manufaktur yang lebih lemah dari perkiraan di AS dan Tiongkok mengaburkan prospek permintaan di dua negara konsumen minyak terbesar di dunia tersebut. Investor juga terus memantau perkembangan geopolitik di Timur Tengah, dengan Gedung Putih mengatakan pihaknya sedang menjajaki serangkaian jeda dalam konflik Israel-Hamas untuk membantu masyarakat keluar dari Gaza dengan aman dan memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk.
Baca Juga: Kenaikan Harga Minyak Dunia Diprediksi Terbatas, Begini Penjelasannya
Sementara itu, harga WTI melonjak 2,5% pada hari Kamis (2/11) karena minat risiko kembali ke pasar setelah keputusan kebijakan terbaru dari Fed dan BoE memberi kesan bahwa bank sentral sudah selesai menaikkan suku bunga. Di sisi pasokan, Arab Saudi diperkirakan akan mengkonfirmasi kembali perpanjangan pengurangan produksi sukarela sebesar 1 juta barel per hari hingga bulan Desember.
Minyak Mentah meningkat US$ 2,57/bbl atau 3,19% sejak awal tahun 2023. "Minyak Mentah diperkirakan diperdagangkan pada US$ 90/bbl pada akhir kuartal ini," ujar Sutopo kepada Kontan.co.id, Jumat (3/11).
Untuk tahun depan, ia menilai harga masih akan relatif tinggi. Sebab ada potensi pertumbuhan ekonomi global yang masih mencoba untuk pulih sehingga membutuhkan pasokan minyak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News