Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak naik lebih dari US$2 per barel pada hari Kamis (2/11) dan bersiap untuk mematahkan penurunan beruntun selama tiga hari. Selera risiko kembali ke pasar keuangan setelah The Fed mempertahankan suku bunga acuan.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik US$2,29 atau 2,7% menjadi US$86,92 per barel pada pukul 1339 GMT.
Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik US$2,23 atau 2,8% menjadi US$82,67 per barel.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik 1% Kamis (2/11), Brent ke US$85,54 dan WTI ke US$81,27
Para pembuat kebijakan AS berjuang dalam pertemuan kebijakan dua hari minggu ini untuk menentukan apakah kondisi keuangan mungkin sudah cukup ketat untuk mengendalikan inflasi, atau apakah ekonomi yang terus mengungguli ekspektasi mungkin membutuhkan lebih banyak pengekangan.
Pada akhirnya, the Fed mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah pada 5,25%-5,50% pada pertemuan terakhirnya pada hari Rabu.
Para investor minyak telah mengikuti dengan seksama keputusan kebijakan The Fed karena khawatir bahwa kenaikan suku bunga yang agresif dapat memperlambat ekonomi dan mengurangi permintaan energi.
"Jika the Fed membatalkan kenaikan suku bunga, titik terendah untuk minyak seharusnya sudah sangat dekat," kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group.
Bank of England mempertahankan suku bunga pada level tertinggi 15 tahun di 5,25% pada pertemuan terakhirnya pada hari Kamis, suku bunga stabil selama dua bulan berturut-turut setelah 14 kali kenaikan berturut-turut.
Baca Juga: Inflasi Bisa Menanjak di Akhir 2023
Bank sentral juga menekankan bahwa mereka tidak akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.
"Namun, terlihat jelas pada saat ini bahwa BoE, seperti banyak bank sentral lainnya, telah selesai dengan pengetatan suku bunga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News