kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.209   -29,00   -0,18%
  • IDX 7.108   11,47   0,16%
  • KOMPAS100 1.063   0,60   0,06%
  • LQ45 836   0,73   0,09%
  • ISSI 215   0,25   0,12%
  • IDX30 427   0,78   0,18%
  • IDXHIDIV20 516   2,16   0,42%
  • IDX80 121   -0,02   -0,01%
  • IDXV30 125   -0,09   -0,07%
  • IDXQ30 143   0,32   0,23%

Pendapatan Saratoga tumbuh 55% di tahun 2013


Jumat, 28 Maret 2014 / 11:42 WIB
Pendapatan Saratoga tumbuh 55% di tahun 2013
ILUSTRASI. Jadwal Liga Italia Serie A Napoli vs Empoli.


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) sepanjang 2013 mampu mengempit total pendapatan sebesar Rp 3,7 triliun atau tumbuh 55%.

Kenaikan pendapatan ini berkontribusi terhadap kenaikan laba kotor hingga 31% menjadi Rp 373 miliar. Pada tahun 2013 lalu, perusahaan kantongi laba bersih sebesar Rp 349 miliar-Rp 246 miliar diatribusikan untuk pemegang saham.

Untuk total aset mencapai Rp 16,2 triliun atau meningkat 26% secara year on year (yoy) menjadi Rp 12,9 triliun. Mayoritas peningkatan total aset berasal dari tambahan investasi senilai Rp 4,0 triliun selama 2013.

Presiden Direktur PT Saratoga Investama Sedaya Tbk Sandiaga S. Uno mengatakan, pertumbuhan bisnis perusahaan yang solid dan berkelanjutan tercermin pada kinerja perusahaan investasi kami (investee companies), terutama dari sektor bisnis produk dan jasa konsumer serta sektor bisnis infrastruktur.

"Sedangkan sektor bisnis sumber daya alam, khususnya bisnis batubara terintegrasi, pertambangan dan kelapa sawit, tetap mampu membukukan pertumbuhan stabil di tengah situasi yang penuh tantangan akibat sentimen global," kata Sandiaga melalui keterangan resminya, Jumat (28/3).

Pada tahun 2013, Saratoga melakukan rebalancing portofolio bisnis dengan menambah investasi di sektor bisnis konsumer dan infrastruktur. Hasilnya, komposisi investasi di sektor bisnis sumber daya alam berkurang dari 61% menjadi 51%, sementara investasi di sektor bisnis konsumer dan infrastruktur meningkat dari 39% menjadi 49%.

Alasan rebalancing ini karena sejalan dengan semakin tingginya sektor konsumsi yang menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, dia bilang, pertumbuhan sektor konsumsi harus ditopang pertumbuhan infrastruktur.

"Oleh karena itu, penting bagi Saratoga untuk menjaga pilar bisnis sektor infrastruktur yang menopang pertumbuhan bisnis di sektor-sektor kunci lainnya yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×