Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
Fikri menambahkan, sikap Federal Reserve yang memberikan sinyal untuk menaikkan suku bunga acuan setidaknya dua kali sebelum tahun 2023 berakhir juga menjadi risiko rupiah di masa depan. Dia menilai, sinyal The Fed berpotensi memicu terjadinya capital outflow dari berbagai emerging market, termasuk Indonesia.
Lebih lanjut, Fikri memperkirakan, memasuki paruh kedua tahun ini, kondisi pasar keuangan Indonesia, baik itu saham maupun SBN akan mengalami tekanan. Dus, ini akan menekan outlook nilai tukar rupiah ke depan.
Oleh karena itu, Fikri meyakini kekhawatiran investor tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Menurutnya, Bank Indonesia (BI) sebaiknya melakukan intervensi untuk melakukan stabilisasi terhadap rupiah ke depan.
Selain sentimen eksternal, Alwi mengingatkan pemerintah juga harus fokus terhadap masalah penyebaran varian Delta yang begitu cepat. Bagaimanapun, kunci pemulihan ekonomi saat ini juga bergantung pada penanganan Covid-19, serta upaya vaksinasi yang agresif guna mempercepat proses pemulihan aktivitas ekonomi. Jika hal tersebut bisa ditangani, Alwi memperkirakan prospek rupiah di paruh kedua kemungkinan bisa membaik.
Baca Juga: Rupiah berpotensi kembali melemah pada perdagangan Rabu (30/6)
Di satu sisi, David meyakini walau rupiah cenderung melemah, sebenarnya saat ini posisinya masih cukup baik. Tebakan David, rupiah akan berada di rentang Rp 14.300 - Rp 14.500 per dolar AS yang merupakan level fundamental untuk saat ini. Terlebih ini merupakan level rupiah yang ideal bagi eksportir maupun importir.
“Kemungkinan besar, rupiah masih akan cukup stabil ke depan, sekalipun tapering terjadi. Saat ini, porsi investor asing di SBN hanya sekitar 23%, berbeda dengan 2013 silam yang mencapai 40%. Jadi dengan likuiditas dalam negeri yang melimpah, dampak tapering harusnya bisa diminimalisir,” imbuh David.
Pada akhir tahun nanti, David memperkirakan rupiah akan berada pada rentang Rp 14.300 - Rp 14.600 per dolar AS. Sementara Alwi memproyeksikan, mata uang Garuda di kisaran Rp 14.360 - Rp 14.650 per dolar AS.
Sedangkan Fikri menghitung, nilai tukar rupiah akan berada dalam kisaran Rp 14.000 - Rp 15.000 per dolar AS.
Selanjutnya: Jika tarif PPN jadi dikerek, begini pengaruhnya terhadap inflasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News