kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.624.000   4.000   0,25%
  • USD/IDR 16.305   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.109   35,72   0,50%
  • KOMPAS100 1.044   5,37   0,52%
  • LQ45 824   5,99   0,73%
  • ISSI 212   -0,11   -0,05%
  • IDX30 427   5,07   1,20%
  • IDXHIDIV20 512   6,64   1,31%
  • IDX80 119   0,49   0,41%
  • IDXV30 122   1,03   0,85%
  • IDXQ30 140   1,68   1,21%

Peluang timah di tengah tekanan permintaan


Senin, 14 September 2015 / 21:53 WIB
Peluang timah di tengah tekanan permintaan


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Industri timah sedang menghadapi tantangan. Melambatnya perekonomian global berimbas pada melemahnya permintaan logam timah.

Seiring dengan turunnya permintaan maka, harga timah juga terus menurun. Mengutip Bloomberg, akhir pekan lalu harga timah kontrak pengiriman tiga bulan di bursa London Metal Exchange naik 1% ke level US$ 15.530 per metrik ton. Selama sepekan harga timah naik 3,2%. Namun harga timah sudah tergerus 20% tahun ini.

Di saat harga timah sedang tertekan, Indonesia justru mulai menerapkan peraturan baru melalui Permendag No.33 tahun 2015. Peraturan tersebut memiliki beberapa tujuan, diantaranya untuk menjaga keberlanjutan sumber daya alam dan kelestarian lingkungan. Di samping itu, Indonesia ingin mendorong peningkatan nilai tambah ekspor dan mengoptimalkan manfaat ekspor timah.

Perkembangan industri timah terutama dalam hal regulasi terus diperkenalkan kepada calon konsumen. Maklum, regulasi ini cukup berdampak pada pelaku industri. Lihat saja, pada Agustus lalu, Indonesia sama sekali tidak mengekspor timah lantaran belum dapat menyesuaikan dengan peraturan baru.

"Kami akan terus memperkenalkan timah Indonesia dengan mengundang para buyer," ujar Direktur Utama PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI), Megain Widjaja, Senin (14/9).

Deddy Sumedi, Direktur Ekspor Perdagangan Luar Negeri di Kementerian Perdagangan mengatakan, permasalahan timah di Indonesia cukup kompleks, mulai dari hulu hingga hilir. Dari dalam negeri, pemerintah sedang berupaya menyelesaikan berbagai permasalahan dalam industri timah. Namun, di sisi lain permintaan timah global kini sedang melemah.

Rata-rata ekspor timah Indonesia sejak Januari hingga Agustus 2015 hanya mencapai 5.700 ton per bulan sehingga total ekspor menjadi 45.000. Namun demikian, Didi menargetkan impor timah tahun ini berada di atas 74.000 ton. "Tetapi untuk kembali ke tahun 2013 masih akan sulit," imbuhnya. Pada bulan Desember 2013, ekspor timah Indonesia tercatat mencapai 10.800 ton.

Norihisa Sakai, Tin Trading Group Leader pada Toyota Tsusho Asia Pacific melihat adanya pelemahan permintaan di berbagai negara. Namun, ia berharap kondisi ekonomi global akan pulih tahun depan sehingga kembali mendorong permintaan timah.

Sakai mengaku, turunnya ekspor timah Indonesia di bulan Agustus lalu belum berdampak pada perdagangan di Toyota Tsusho. Namun, jika hal tersebut terus terjadi, dampak dalam jangka panjang akan cukup signifikan. "Bulan lalu kami masih memiliki inventory. Namun, dalam satu hingga dua bulan ke depan, inventory akan habis," imbuhnya.

Ibrahim, Analis dan Direktur PT Ekuilibrium Komoditi Berjangka mengatakan penurunan ekspor timah dari Indonesia saat ini belum mampu mengangkat harga timah global. Pasalnya, harga timah masih tertekan oleh turunnya permintaan.

Kondisi ekonomi China akan menjadi sentimen utama bagi pergerakan harga timah, mengingat konsumen utama timah dunia adalah negeri Tiongkok.

Meski demikian, dalam jangka panjang regulasi pemerintah menurut Ibrahim akan berdampak positif bagi industri timah. Salah satu aturan dalam Permenag No.33 yakni mewajibkan penjualan timah untuk eskpor melalui bursa. Hal tersebut melimpahnya pasokan melalui penjualan bebas yang selama ini dilakukan di luar bursa. "Jika kondisi ekonomi global pulih, bisa jadi apa yang dilakukan pemerintah akan mengangkat harga," ujarnya.

Di samping itu, pergerakan harga timah saat ini masih dibayangi oleh menguatnya dollar AS menjelang pengumuman kenaikan suku bunga The Fed. Jika suku bunga ditahan, Ibrahim optimistis harga timah di akhir tahun dapat mencapai level US$ 17.000 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×