Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
Hal serupa diungkapkan oleh Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim. Menurutnya, jatuhnya harga tembaga sangat wajar karena pasar saat ini memang tengah tertuju pada virus corona dan dampaknya.
“Namun begitu virus ini bisa ditanggulangi, tembaga dengan sendirinya akan mengalami penguatan. Sebab sebenarnya tembaga memang cenderung punya sentimen positif,” jelas Ibrahim.
Sentimen yang dimaksud adalah penyebaran virus corona membuat Presiden AS Donald Trump tengah mengkaji ulang kesepakatan perang dagang fase pertama dan dikabarkan tarif bea impor akan dicabut. Dengan demikian, harga tembaga bisa kembali menguat.
Baca Juga: Tembus US$ 1.580, virus corona memperpanjang kenaikan harga emas
Selain itu, banyak kalangan menilai ekonomi global akan membaik pada tahun ini, setelah meredanya perang dagang dan Brexit berakhir. Penguatan ekonomi global dinilai akan menjadi sentimen positif terhadap harga tembaga.
Imbas wabah virus corona, Ibrahim memproyeksikan harga tembaga di kuartal I-2019 akan berada di level US$ 5.250 - US$ 6.000 per ton. Sementara Wahyu memprediksi tembaga akan berada di rentang US$ 4.300 - US$ 6.500 per ton.
Sedangkan untuk tahun, Ibrahim masih optimistis melihat harga tembaga mampu ke level US$ 7.000 per ton. Wahyu memprediksi penguatan tembaga bisa membuatnya menyentuh level US$ 7.200 per ton
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News