Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebaran virus Corona yang semakin meluas hingga Badan Organisasi Kesehatan (WHO) menetapkannya sebagai masalah kesehatan global membuat harga tembaga terus melemah.
Mengutip Bloomberg, Jumat (31/1), harga tembaga kontrak tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) turun 0,37% ke level US$ 5.567 per ton. Ini merupakan penurunan ke-13 secara berturut-turut.
Menjadikannya sebagai rekor penurunan harga tembaga secara kontinyu dalam tiga dekade terakhir. Selain itu, posisi tersebut merupakan yang terburuk sejak April 2017.
Analis Central Capital Futures Wahyu Laksono mengatakan, virus corona ini menghambat laju positif yang sedang dialami oleh tembaga. Sebab, setelah meredanya perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS), tembaga tengah diselimuti optimisme bisa tumbuh lebih baik dibanding 2019.
Baca Juga: China melempem, harga tembaga cetak rekor terburuk sejak April 2017
“Padahal sebelum isu virus ini, harapan terhadap harga tembaga cukup baik. Walaupun lebih kepada outlook long term. Namun dengan wabah virus corona ini, harga tembaga menjadi anjlok,” papar Wahyu ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (3/2).
Lebih lanjut Wahyu menjelaskan, China merupakan negara yang kebutuhannya mencakup hampir 50% dari mayoritas logam industri, tak mengherankan krisis ekonomi akibat virus corona akan membuat harga bisa jatuh. Kendati demikian, ia masih optimistis tembaga masih punya prospek yang bagus hingga akhir tahun nanti.
Hal serupa diungkapkan oleh Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim. Menurutnya, jatuhnya harga tembaga sangat wajar karena pasar saat ini memang tengah tertuju pada virus corona dan dampaknya.
“Namun begitu virus ini bisa ditanggulangi, tembaga dengan sendirinya akan mengalami penguatan. Sebab sebenarnya tembaga memang cenderung punya sentimen positif,” jelas Ibrahim.
Sentimen yang dimaksud adalah penyebaran virus corona membuat Presiden AS Donald Trump tengah mengkaji ulang kesepakatan perang dagang fase pertama dan dikabarkan tarif bea impor akan dicabut. Dengan demikian, harga tembaga bisa kembali menguat.
Baca Juga: Tembus US$ 1.580, virus corona memperpanjang kenaikan harga emas
Selain itu, banyak kalangan menilai ekonomi global akan membaik pada tahun ini, setelah meredanya perang dagang dan Brexit berakhir. Penguatan ekonomi global dinilai akan menjadi sentimen positif terhadap harga tembaga.
Imbas wabah virus corona, Ibrahim memproyeksikan harga tembaga di kuartal I-2019 akan berada di level US$ 5.250 - US$ 6.000 per ton. Sementara Wahyu memprediksi tembaga akan berada di rentang US$ 4.300 - US$ 6.500 per ton.
Sedangkan untuk tahun, Ibrahim masih optimistis melihat harga tembaga mampu ke level US$ 7.000 per ton. Wahyu memprediksi penguatan tembaga bisa membuatnya menyentuh level US$ 7.200 per ton
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News