Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
Menurut Praska, untuk menghasilkan arus kas dalam jangka panjang, emiten properti harus bisa meningkatkan penjualan dan antisipasi terhadap tantangan industri di era suku bunga tinggi.
“Selain itu, kompetisi terhadap pasar properti di tengah daya beli masyarakat yang saat ini masih sedang mengalami pemulihan,” ungkapnya.
Sementara, efek pelemahan rupiah, selama tidak mendorong kenaikan suku bunga acuan, diperkirakan tidak berdampak signifikan pada sektor properti.
“Terlebih lagi, jika laju inflasi dalam negeri bisa terkendali, maka tentunya pelemahan rupiah akan menjadi terbatas,” paparnya.
Baca Juga: Bukit Sentul Mencatat Lonjakan Pendapatan Sepanjang 2023
Menurut Praska, saham yang menarik untuk diakumulasi saat ini adalah ASRI dan BSDE dengan pertimbangan rasio utang yang masih rendah serta valuasi saham yang masih atraktif.
Praska pun merekomendasikan accumulate untuk ASRI dan BSDE dengan target harga masing-masing Rp 166 - Rp 174 per saham dan Rp 1.040 - Rp 1.085 per saham.
Pengamat pasar modal sekaligus Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat melihat, kinerja para emiten kurang bagus karena mereka harus menutup rugi kurs. Secara industri, kinerja emiten emiten properti juga masih berat di tahun ini.
“Kecuali jika insentif PPN DTP diperpanjang dan dimanfaatkan dengan baik di tahun ini,” ungkapnya kepada Kontan, Senin (15/4).
Meskipun begitu, Teguh belum melihat potensi gagal bayar akan dialami para emiten properti di tahun ini akibat utang dalam dolar AS tersebut. Dengan kondisi saat ini, agar kondisi arus kas para emiten tetap baik, mereka pun bisa melakukan penjualan aset.
Baca Juga: Catat, Ini 221 Saham yang Berada di Papan Pemantauan Khusus BEI
“Bisa juga konversi utang dari dolar ke Rupiah atau bisa buyback obligasi. Lalu, melakukan refinancing dan mengambil utang baru di bank dalam negeri. Tetapi itu juga susah, karena bunga bank saat ini tinggi,” tuturnya.
Kinerja BSDE dilihat paling baik di antara keempat emiten properti tersebut. “Ekuitas BSDE juga masih tinggi, sehingga masih lebih aman dibandingkan tiga emiten lainnya,” paparnya.
Teguh pun merekomendasikan hold untuk BSDE dengan target harga di kisaran Rp 1.000 - Rp 1.100 per saham. “Untuk tiga emiten properti lainnya bisa sell dulu sebaiknya,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News