kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.794   1,00   0,01%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

PBSA garap konstruksi industri kelapa sawit


Rabu, 28 September 2016 / 18:45 WIB
PBSA garap konstruksi industri kelapa sawit


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT Paramita Bangun Sarana Tbk (PBSA) resmi menjadi emiten ke-13 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini. Perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan dan konstruksi ini meraih dana dari Initial Public Offering (IPO) sebesar Rp 360 miliar.

Direktur Utama PBSA Erwin Tanuwijadjaja mengatakan, perseroan kini sedang menggarap beberapa proyek konstruksi untuk industri kelapa sawit. Nilainya sekitar Rp 800 miliar. "Ini adalah proyek yang dikerjakan berkesinambungan dalam jangka panjang," ujarnya di Jakarta, Rabu (28/9).

PBSA merupakan perusahaan yang memiliki kegiatan utama seperti konstruksi, bangunan, infrastruktur, mekanikal dan elektrikal. Namun kini, perseroan mulai fokus menjalankan bidang usaha konstruksi di industri kelapa sawit.

Misalnya saja, pembangunan jalan menuju kebun kelapa sawit, pembangunan pabrik kelapa sawit, pembangunan pabrik pengolahan, pembangunan kilang penyimpanan minyak, hingga pembuatan pipa untuk mengalirkan minyak ke kapal.

"Proyek pertama perusahaan dalam bidang industri kelapa sawit adalah proyek pembangunan bulking station di Bagendang, Kalimantan Tengah dengan kapasitas 13.000 metrik ton," jelasnya.

PBSA berharap tahun ini bisa meraih pertumbuhan pendapatan sekitar Rp 10% hingga Rp 20%. "Pendapatan tahun lalu berkisar Rp 1 triliun. Harapannya, marjin laba juga bisa mencapai 10%," imbuh Erwin.

Dari gelaran IPO, perseroan melepas 300 juta saham atau 20% dari total ditempatkan dan disetor penuh. Harga saham perdana yang ditawarkan PBSA sebesar Rp 1.200 per saham.

Sekitar 40% dana yang dihasilkan dari gelaran tersebut akan digunakan untuk modal kerja, sedangkan 35% digunakan untuk pengembangan usaha. Sisanya 25% akan dipakai untuk pembelian mesin dan peralatan berat.

Setelah pelaksanaan IPO, komposisi pemegang saham perseroan berubah menjadi sebesar 40,8% dimiliki oleh PT Ascend Bangun Persada, 39,2% dimiliki PT Sigma Mutiara, dan 20% dimiliki publik.

Selama masa penawaran umum, saham ini mengalami kelebihan permintaan alias oversubscribed sebesar 1,5 kali. Pada perdagangan perdananya, saham PBSA dibuka naik 10% ke level Rp 1.320 per saham. Di akhir perdagangan Rabu (28/9), saham PBSA ditutup naik 5% ke level Rp 1.260 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×