kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pasar SUN ungguli surat utang negara lain


Minggu, 18 Juni 2017 / 22:33 WIB
Pasar SUN ungguli surat utang negara lain


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Dibanding dengan imbal hasil (yield) obligasi luar negeri, yield obligasi Indonesia masih lebih menarik, bahkan setelah The Fed (Federal Reserve System) menaikkan suku bunga acuannya.

Beben Feri Wibowo, Senior Research Analyst Pasar Dana mengatakan, yield surat utang negara lain lebih rendah dari pada surat utang negara (SUN). Jika dibandingkan dengan fundamental negara, inflasi di Indonesia masih terkendali.

"Yield luar negeri masih relatif rendah, belum lagi bila dibandingkan dengan inflasi mereka," kata Beben.

Mengacu Asian Bonds Online per 16 Juni 2017, yield obligasi pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun mencapai 6,84%. Angka tersebut lebih menarik ketimbang imbal hasil obligasi bertenor sama Amerika Serikat 2,16%, China 3,62%, Thailand 2,4%, Filipina 4,62%, dan Jepang 0,05%.

Pasar obligasi Indonesia pun masih lebih menarik dibanding dengan negara lain. Menurut Beben, keputusan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan dalam negeri sebesar 4,75% akan menarik investor untuk masuk dalam SUN. "Keputusan BI tersebut sejalan dengan keinginan pemerintah menuju suku bunga rendah, artinya kondisi ini memaksa investor untuk masuk ke pasar SUN," kata Beben.

Sementara, Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto menilai, setelah The Fed menaikkan suku bunga acuannya, outlook yang terjadi di AS adalah inflasi menurun serta pertumbuhan ekonomi yang tidak tumbuh tinggi seperti yang diperkirakan di awal.

Melihat outlook AS seperti itu, berimbas pada turunnya yield US Treasury. "Kalau yield US Treasury turun, ini positif buat market Indonesia, karena di luar suku bunganya masih rendah, dan carry trade yield masih bisa berlanjut," kata Handy. Selain itu, pasar SUN masih akan cerah karena didukung fundamental Indonesia yang kuat.

Beben memproyeksikan, hingga akhir tahun ini, yield SUN tenor 10 tahun ada di angka 7%. Sedangkan, Handy memproyeksikan, yield SUN tenor 10 tahun sebesar 6,5% hingga akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×