Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen bearish pasar obligasi global masih berlanjut pada Kamis (18/1) malam. Hal ini dipicu oleh pernyataan Presiden Federal Reserve Atlanta Raphael Bostic yang memprediksi pemangkasan suku bunga The Fed baru akan dimulai pada kuartal III-2024.
Pernyataan hawkish Bostic yang dikenal sebagai sosok dovish membuat para pelaku pasar kecewa. Alhasil, probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed di bulan Maret 2024 turun menjadi 54% dari sebelumnya 62%.
Akibatnya, yield US Treasury tenor 10 tahun dan Bund naik masing-masing 4 bps dan 3 bps menjadi 4,14% dan 2,35%. Indeks obligasi S&P untuk developed market turun 0,2% tapi indeks EMBI untuk emerging markets cenderung bergerak sideways.
Baca Juga: Rasio Utang Pemerintah Kembali Menyusut
Fixed Income & Macro Strategist Mega Capital Sekuritas Lionel Priyadi mengatakan, penurunan tekanan jual terhadap obligasi emerging market menguntungkan bagi pasar Surat Berharga Negara (SBN). Ada resiliensi tinggi di perdagangan SBN pada Kamis (18/1).
"Hal ini tercermin dari kenaikan indeks ICBI 0,1% diikuti yield INDOGB tenor 10 tahun yang bergerak sideways di 6,71%. Sementara itu, yield INDON tenor 10 tahun hanya naik 1 bps menjadi 5,17%," kata Lionel dalam risetnya, Jumat (19/1).
Lionel memperkirakan yield INDOGB dan INDON tenor 10 tahun akan bergerak sideways di rentang masing-masing 6,65%-6,75% dan 5,1%-5,2% pada Jumat (19/1). Sementara itu, rupiah diperkirakan bergerak stabil di rentang Rp 15.550-Rp 15.650 per dolar AS karena pergerakan indeks dolar yang stabil pada kisaran 103,5 semalam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News