kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.286.000   8.000   0,35%
  • USD/IDR 16.722   27,00   0,16%
  • IDX 8.242   -33,17   -0,40%
  • KOMPAS100 1.150   -4,66   -0,40%
  • LQ45 842   -2,15   -0,25%
  • ISSI 285   -0,47   -0,16%
  • IDX30 441   -2,54   -0,57%
  • IDXHIDIV20 511   -0,99   -0,19%
  • IDX80 129   -0,47   -0,36%
  • IDXV30 136   -1,17   -0,85%
  • IDXQ30 141   -0,13   -0,10%

Kinerja Adaro Minerals (ADMR) Dipengaruhi Harga Komoditas, Simak Rekomendasi Sahamnya


Selasa, 04 November 2025 / 18:08 WIB
Kinerja Adaro Minerals (ADMR) Dipengaruhi Harga Komoditas, Simak Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) atau Adaro Minerals mencetak penurunan kinerja sepanjang Januari – September 2025. ?


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) atau Adaro Minerals mencetak penurunan kinerja sepanjang Januari – September 2025. Tren harga hard coking coal global menjadi salah satu sentimen penentu kinerja ADMR ke depan. 

Sepanjang Januari – September 2025, ADMR membukukan pendapatan US$ 675,1 juta, turun 19,7% secara year on year (yoy). Sedangkan laba bersih sebesar US$ 204,2 juta, turun 38,7% secara yoy. 

Thomas Radityo, Ciptadana Sekuritas Asia mengatakan, penurunan laba karena kinerja kuartal III – 2025 yang lebih lemah mengimbangi efisiensi operasional yang solid pada kuartal sebelumnya. Adapun, pendapatan turun sebagian besar disebabkan oleh penurunan harga rata – rata (average selling price/ASP) sebesar 31,5%, meskipun terdapat peningkatan produktivitas batubara sebesar 12,2%.

Baca Juga: Pendapatan Usaha dan Laba Bersih ADMR Tergerus pada Kuartal III-2025

Thomas mencatat disiplin biaya tetap terlihat jelas, dengan harga pokok produksi (HPP) hanya naik 0,7% secara yoy. Meskipun biaya karyawan yang lebih tinggi, naik 99% secara yoy menjadi US$ 13,8 juta. Ini meningkatkan total operating expenditure (opex) atau pengeluaran operasional sebesar 21,3% karena ADMR meningkatkan kapasitas untuk mendukung proyek batubara kokas dan aluminium hijau. 

“Akibatnya, laba operasional turun 42,6% yoy menjadi US$ 234,8 juta, dengan pendapatan lain-lain yang lebih kuat (naik 94,0% yoy) membantu memitigasi kontraksi laba,” ujar Thomas dalam risetnya pada 3 November 2025. 

Managing Director Research & Digital Production Samuel Sekuritas Indonesia, Harry Su memperkirakan kinerja ADMR di kuartal IV – 2025 masih solid, dengan potensi kenaikan volume penjualan dibanding kuartal III – 2025, seiring membaiknya kondisi cuaca. 

Secara produksi, per September 2025 ADMR sudah mencapai sekitar 84% – 91% dari panduan produksi setahun yakni sekitar 5,9 juta ton – 6,4 juta ton. Sehingga ruang kenaikan volume di kuartal IV – 2025 masih cukup besar. 

“Tren harga hard coking coal global yang mulai membaik berpotensi mendorong ASP sedikit membaik menjelang akhir tahun,” ujar Harry kepada Kontan, Selasa (4/11/2025). 

Baca Juga: Operasional Adaro Minerals (ADMR) Makin Efisien, Cek Rekomendasi Sahamnya

Harry menambahkan, tantangan utama ADMR di kuartal IV – 2025 ada pada sisi operasional dan biaya. Sebab di kuartal III – 2025, volume penjualan sempat tertekan sekitar 4% secara kuartalan (QoQ) karena kendala barging/logistik, meski produksi naik. Risiko serupa bisa muncul kembali jika cuaca memburuk atau terjadi gangguan rantai pasok. 

Stripping ratio juga meningkat menjadi 3,8x di kuartal III – 2025 dibanding 3,3x di kuartal II – 2025, yang menekan margin kotor sehingga pengelolaan overburden juga penting untuk diperhatikan,” terang Harry. 

Harry mengatakan, beberapa sentimen utama yang perlu dicermati investor untuk menilai kinerja ADMR hingga akhir 2025 adalah tren harga hard coking coal global. Karena laba ADMR sangat sensitif terhadap pergerakan harga ini. Serta perkembangan proyek smelter aluminium PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI) yang ditargetkan mulai berproduksi di akhir 2025. 

“Progresnya menjadi katalis penting karena pasar mulai melihat ADMR bukan hanya sebagai emiten coking coal, tetapi juga calon pemain hilir aluminium,” kata Harry. 

Mengingat keselarasannya dengan kebijakan hilir pemerintah dan tujuan untuk mengurangi impor aluminium, Rizal Rafly, Analis Ajaib Sekuritas Asia mengatakan proyek tersebut membuka peluang bagi pasokan domestik dan pasar ekspor setelah beroperasi. 

Di sisi lain, harga batubara kokas global diproyeksikan akan tetap tinggi dalam waktu dekat, dengan rata-rata sekitar US$ 200 per ton pada tahun 2026. Ini didukung oleh permintaan yang kuat dari India dan Asia Tenggara di tengah ketatnya pasokan global.

“Namun, risiko utama juga mesti diwaspadai seperti volatilitas harga batubara metalurgi, risiko pelaksanaan proyek, dan pergeseran permintaan industri baja, terutama di Tiongkok dan India,” ujar Rizal dalam risetnya pada 20 Oktober 2025.

Thomas memproyeksikan pendapatan dan laba bersih ADMR tahun 2025 masing – masing dapat mencapai US$ 946 juta dan US$ 264 juta. Adapun pada tahun 2024, Adaro Minerals membukukan pendapatan US$ 1,15 miliar dan laba bersih US$ 437 juta. 

Thomas merekomendasikan hold saham ADMR dengan target harga Rp 1.400 per saham. Sedangkan Harry Su dan Rizal merekomendasikan buy saham ADMR dengan target harga yang sama yakni Rp 1.500 per saham.

Selanjutnya: Penjualan Tesla di China Turun 9,9% per Oktober 2025

Menarik Dibaca: Pasar Aset Kripto Makin Keok, Masih Tepat Beli Bitcoin?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×