Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar Surat Berharga Negara (SBN) mencatatkan koreksi pada Senin (27/11). Hal ini tercermin dari penurunan indeks ICBI sebesar 0,1% dan IDMA 0,2%.
Sejalan dengan itu, yield obligasi pemerintah Indonesia (INDOGB) tenor 10 tahun naik 8 basis points (bps) ke 6,74%. Lalu, yield INDOGB tenor 5 tahun naik 5 bps ke 6,72%.
Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priyadi menilai, koreksi di pasar SBN kemungkinan merupakan limpahan dari sentimen koreksi di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada Senin (27/11), IHSG ditutup naik tipis 0,05% ke level 7.013, jauh lebih rendah dibandingkan harga penutupan sesi 1 di 7.040 atau naik 0,4%.
Di sisi lain, sentimen di pasar obligasi global cenderung positif menjelang rilis data inflasi PCE Amerika Serikat pada Kamis (30/11). Hal ini terlihat dari naiknya indeks obligasi S&P untuk developed market 0,4% tadi malam.
Baca Juga: Ada Peluang Investasi di Obligasi Negara dan Korporasi, Begini Kata Analis
"Kenaikan ini disertai penurunan yield US Treasury tenor 10 tahun dan Bund masing-masing 8 bps menjadi 4,39% dan 10 bps menjadi 2,55%," kata Lionel dalam risetnya, Selasa (28/11).
Menurut Lionel, efek dari bullish rally di pasar obligasi global hanya akan terbatas pada instrumen INDOGB tenor 2 tahun. Yield instrumen ini memiliki potensi penurunan dari 6,72% hingga JIBOR 1W (6,25%).
Lionel memperkirakan, yield INDOGB tenor 10 tahun akan bergerak mendatar (flat) di rentang 6,7%-6,8%. Potensi ini diikuti apresiasi rupiah menuju rentang Rp 15.400-Rp 15.500 per dolar AS.
Potensi penguatan rupiah terjadi akibat berlanjutnya pelemahan indeks dolar. Seri SBN yang direkomendasikan untuk dicermati adalah FR0096, FR0097, FR0098, FR0100, dan FR0101.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News