kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Nih, rekomendasi analis untuk saham SMGR


Selasa, 16 Mei 2017 / 09:01 WIB
Nih, rekomendasi analis untuk saham SMGR


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Sepanjang tahun ini, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) berencana membayar kembali (refinancing) utangnya sebesar Rp 2 triliun. Sejumlah pinjaman dari perbankan yang akan jatuh tempo bakal dilunasi dengan surat utang baru.

Produsen semen pelat merah ini berniat menerbitkan obligasi lewat penawaran umum berkelanjutan (PUB) senilai Rp 8 triliun. Di tahap pertama, SMGR merilis obligasi Rp 3 triliun dengan tenor lima tahun. Indikasi kupon obligasi dipatok 8%8,8%.

Dari jumlah tersebut, sebesar Rp 1,37 triliun langsung digunakan untuk refinancing utang kredit sindikasi anak usahanya, PT Semen Tonasa. Sementara sisanya untuk modal kerja.

Darmawan Junaidi, Direktur Keuangan SMGR, mengatakan, pada semester dua mendatang, SMGR akan menerbitkan obligasi tahap dua senilai Rp 2 triliun. Sekitar 25% dari dana obligasi itu juga dialokasikan untuk membayar pinjaman. "Jadi kalau ditotal, jumlah utang yang akan dibayar kembali tahun ini sekitar Rp 2 triliun," ujar Darmawan di Jakarta, Senin (15/5).

Ia menjelaskan, dengan penerbitan obligasi, SMGR berharap bisa memangkas beban bunga. "Harapannya ada penurunan 1% dari biaya bunga yang selama ini dibayarkan," ujar Darmawan.

SMGR menargetkan setidaknya bisa memangkas beban bunga sekitar Rp 60 miliar pada tahun ini. Hal ini diklaim bakal membuat keuangan SMGR lebih sehat. SMGR bakal menjaga rasio debt to EBITDA di bawah dua kali.

Hingga Maret 2017, total pinjaman bank SMGR yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun mencapai Rp 756,01 miliar. Lalu, pinjaman bank jangka panjangnya mencapai Rp 3,9 triliun.

Menurut Darmawan, meski tahun ini ada potensi suku bunga The Fed naik, dampaknya ke nilai tukar rupiah tak akan terlalu besar. Sehingga, ia yakin SMGR bakal mendapatkan kupon obligasi yang kompetitif.

Akuisisi perusahaan

Direktur Utama SMGR Rizkan Chandra mengatakan, penjualan semen juga mulai pulih. Hingga April 2017, SMGR mencetak volume penjualan semen 8,6 juta ton, naik 8,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Untuk menjaga margin, SMGR juga masuk ke bisnis material bangunan. "Kontribusi bisnis non semen diharapkan naik dari 10% menjadi 20% terhadap pendapatan," beber Rizkan.

SMGR juga membidik ekspansi dengan mengakuisisi perusahaan material bangunan. "Kami sedang due dilligence, diharapkan bisa tuntas pada semester ini," imbuh Darmawan.

Setidaknya akan ada dua perusahaan yang diakuisisi SMGR di tahun ini. Perusahaan itu bisa perusahaan swasta dari dalam ataupun luar negeri.

Mimi Halimin, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia mengatakan, kinerja SMGR masih akan dibayangi dengan kondisi oversupply yang bisa berimbas ke margin. Ia merekomendasikan hold saham SMGR dengan target harga Rp 8.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×