Reporter: Adi Wikanto, Noverius Laoli | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Rencana buyback saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) masih berlanjut hingga Maret 2026 mendatang. Analis menilai, investor dapat meraih cuan dari aksi korporasi tersebut.
Diberitakan sebelumnya, manajemen Bank Mandiri mendapat restu buyback saham BMRI dengan nilai maksimal mencapai Rp1,17 triliun atau setara 10 persen dari total modal disetor.
Rencana ini telah mendapat persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada 25 Maret 2025. Program buyback tersebut berlangsung hingga setahun atau sampai 25 Maret 2026.
Hingga kuartal III 2025, manajemen Bank Mandiri belum merealisasikan buyback saham BMRI. Oleh karena itu, pelaksanaan buyback saham BMRI berpotensi terlaksana pada kuartal IV 2025 atau kuartal I 2026.
Baca Juga: Ekspektasi Penurunan Suku Bunga, Begini Proyeksi Harga Emas Hingga Akhir Tahun
Analis pasar modal Frederik Rasali menilai aksi korporasi ini berpotensi memperkuat kepercayaan investor terhadap bank pelat merah tersebut.
Frederik menjelaskan bahwa valuasi saham Bank Mandiri saat ini masih tergolong rendah. Dengan rasio price to book value (PBV) sebesar 1,57 kali, valuasi BMRI berada di bawah minus satu standar deviasi dalam lima tahun terakhir. Kondisi serupa pernah muncul pada akhir 2021 saat pasar saham tertekan dampak pandemi.
“Artinya, saham Bank Mandiri sudah cukup terdiskon,” ujarnya dalam keterangannya, Jumat (28/11/2025).
Ia menambahkan bahwa tujuan utama buyback ini adalah untuk mengakomodasi program Employee Stock Ownership Plan (ESOP). Mekanisme tersebut memungkinkan perseroan membeli kembali saham yang dijual setelah opsi ESOP dieksekusi. Meski demikian, langkah tersebut tetap memberikan efek positif bagi persepsi investor terhadap kinerja BMRI.
Frederik juga menilai bahwa pergerakan saham BMRI sepanjang setahun terakhir cenderung melemah, sejalan dengan tantangan sektor perbankan pada 2025 yang turut dipengaruhi kondisi ekonomi nasional. Menurutnya, saat stabilitas ekonomi mulai membaik, buyback dapat menjadi sinyal kuat bahwa fundamental Bank Mandiri tetap solid.
Tonton: Danantara Beberkan Kriteria Saham Incarannya di BEI
Namun ia mengingatkan, efek psikologis dari buyback biasanya tidak berlangsung lama. Pada akhirnya, investor tetap akan menilai fundamental perusahaan dibandingkan sekadar pergerakan harga jangka pendek.
Lebih lanjut, Frederik menyoroti pentingnya besaran dana dan harga pelaksanaan buyback karena faktor tersebut menentukan jumlah saham yang dapat dibeli kembali. Semakin berkurang saham beredar, semakin besar dampaknya terhadap peningkatan laba per saham (earnings per share/EPS).
“Dengan asumsi harga penutupan 10 November 2025 di Rp4.730 per lembar, Bank Mandiri diperkirakan dapat membeli kembali sekitar 245,24 juta lembar saham. Dampaknya, EPS kuartal III/2025 berpotensi naik dari 142,23 menjadi 156, atau meningkat sekitar 9,69 persen,” jelasnya.
Selanjutnya: Prabowo Tinjau Lokasi Banjir di Tapanuli Utara, Pastikan Penanganan Berjalan Cepat
Menarik Dibaca: IHSG Berpeluang Melemah Kembali pada Awal Desember (1/12)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













