kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.900.000   26.000   1,39%
  • USD/IDR 16.295   0,00   0,00%
  • IDX 7.176   -23,15   -0,32%
  • KOMPAS100 1.044   -7,03   -0,67%
  • LQ45 815   -3,41   -0,42%
  • ISSI 226   -0,18   -0,08%
  • IDX30 426   -2,13   -0,50%
  • IDXHIDIV20 508   0,07   0,01%
  • IDX80 118   -0,55   -0,47%
  • IDXV30 121   0,13   0,11%
  • IDXQ30 139   -0,23   -0,17%

Mutuagung Lestari (MUTU) Fokus pada 3 Pilar Bisnis Ini, Cermati Rekomendasi Sahamnya


Kamis, 29 Mei 2025 / 16:14 WIB
Mutuagung Lestari (MUTU) Fokus pada 3 Pilar Bisnis Ini, Cermati Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Kinerja PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU) optimis bisa mencatatkan pertumbuhan di tahun 2025. Perusahan jasa pengujian, inspeksi dan sertifikasi ini akan mengandalkan 3 pilar bisnis utama di tahun ini.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU) optimis bisa mencatatkan pertumbuhan di tahun 2025. Perusahan jasa pengujian, inspeksi dan sertifikasi ini akan mengandalkan 3 pilar bisnis utama di tahun ini.

Direktur Keuangan MUTU International Sumarna mengatakan, pihaknya berharap pertumbuhan kinerja dan transformasi bisnis bisa tercapai di tahun ini. Perseroan juga menargetkan pertumbuhan kinerja bisa lebih tinggi dari pertumbuhan industri TIC (Testing, Inspection, Certification) dan di tahun 2024 yang rata-rata tumbuh di atas 3% per tahun. 

Menurutnya tahun lalu pihaknya berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan sekitar 8% secara tahunan. Meski tak merinci angka spesifik targetnya kali ini, tetapi Sumarna memastikan target itu ditetapkan dengan melihat kondisi pasar, faktor pendukung dan hambatan, serta potensi pertumbuhan usaha. 

Untuk mendukung target itu, perseroan memiliki anggaran capital expenditure (capex) sekitar Rp 31 miliar.

“Ini biaya masih sesuai prospektus IPO, karena sebagian masih belum terpakai,” ujarnya dalam Public Expose RUPST MUTU, Rabu (28/5).

Baca Juga: Mutuagung Lestari (MUTU) Bagikan Dividen Tunai Rp 7,21 Miliar

Perseroan juga telah menyusun berbagai strategi inovatif yang mencakup pengembangan laboratorium, skema sertifikasi baru, serta perluasan jasa inspeksi dan kajian guna memperkuat kinerja dan memperluas jangkauan pasar.

Presiden Direktur MUTU Arifin Lambaga mengatakan, secara garis besar, strategi tersebut terbagi terfokus pada tiga pilar utama. Yaitu, green economy, shariah economy, dan digital economy.

Pilar pertama adalah Green Economy. Regulasi-regulasi baru secara global terkait dengan karbon dan transisi energi ke sumber yang lebih ramah lingkungan mendorong perseroan untuk terus mengembangkan bisnis pada fokus strategi Green Economy, salah satunya dengan mengembangkan skema Green Gold Label, Sustainable Biomass Program, dan skema terkait dengan EU Deforestation Regulation (EUDR).

Pilar kedua adalah Shariah Economy. Negara-negara seperti Malaysia, Arab Saudi, dan Indonesia memimpin ekonomi halal dengan kebijakan nasional yang mendukung. Kesadaran konsumen dari Negara Non-Muslim terkait dengan ekonomi halal pun terus meningkat.

Pilar ketiga yakni Digital Economy. Tren digitalisasi yang terus diterapkan di berbagai industri tentunya juga menjadi prospek usaha yang relevan bagi perseroan melalui penyediaan sistem traceability, terutama untuk aset sumber daya alam.

“Dengan rangkaian strategi ini, kami optimistis MUTU dapat tumbuh secara berkelanjutan dan memperkuat posisi sebagai pemimpin industri TIC Testing, Inspection, Certification) di Indonesia maupun kawasan regional,” ungkapnya.

Baca Juga: Partisipasi di Bursa Karbon, Segini Emisi yang Dibeli MUTU International (MUTU)

Direktur MUTU, Irham Budiman menambahkan, iklim industri saat ini dinilai mendukung fokus bisnis perseroan, terutama terkait perdagangan hijau dan bursa karbon.

“Kami ingin berpartisipasi lebih dalam di bursa karbon dan nanti akan menambah portofolio di sana,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Investment Analyst di Edvisor Profina Visindo, Indy Naila melihat, MUTU mencatatkan pertumbuhan rasio keuangan profitabilitas dari sisi sales growth, serta operating dan net income growth.

“Sentimen penggeraknya adalah peningkatan proyek infrastruktur dan ada efisiensi dalam operasional perseroan,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (28/5).

Per kuartal I 2025, pendapatan MUTU tercatat Rp 71,79 miliar. ini naik dari pendapatan Rp 60,51 miliar per kuartal I 2024.Laba bersih perseroan sebesar Rp 5,75 miliar per akhir Maret 2025. Ini juga naik dari laba bersih Rp 4,47 miliar di periode sama tahun lalu.

Menurut Indy, kinerja keuangan MUTU di tahun 2025 berpotensi masih stabil. Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang turun bisa membantu meringankan beban keuangan.

“Namun masih ada ketergantungan dengan penggunaan APBN dan kekhawatiran efisiensi belanja negara berpotensi akan mengurangi akses ke proyek-proyek,” ungkapnya.

Indy pun merekomendasikan hold untuk MUTU dengan target harga Rp 122 per saham.

 

Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas menyatakan, keunggulan MUTU memang dalam menyambut kebutuhan industri hijau di Tanah Air. MUTU juga berkomitmen dalam memberikan kontribusi terhadap pemerintah dalam rangka mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) dan target Net Zero Emission (NZE).

Di sisi lain, MUTU menyatakan berkomitmen dalam mengembangkan riset ilmiah dan layanan pengujian lingkungan di Indonesia. Perseroan juga berkomitmen ikut andil dalam bursa karbon yang bisa menjadi salah satu faktor pendukung kinerjanya di masa mendatang.

“Kebutuhan perkembangan bisnis hijau bisa menjadi potensi peningkatan kinerja perseroan ke depan,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (29/5).

Nafan pun merekomendasikan speculative buy untuk MUTU dengan target harga Rp 128 per saham.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan saham MUTU ada di level support Rp 100 per saham dan resistance Rp 105 per saham. Rekomendasi speculative buy disematkan Herditya untuk MUTU dengan target harga Rp 109 – Rp 113 per saham.

Selanjutnya: Daftar Penyerang Timnas China untuk Hadapi Indonesia, Siapa Paling Tajam?

Menarik Dibaca: Ekspansi Halodoc, Melalui Sektor Pendidikan : Halodoc Academy

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×