Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU) bakal membagikan dividen tunai sebesar Rp 7,21 miliar. Angka itu setara dengan Rp 2,3 per saham.
Pembagian dividen itu disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu (28/5).
Direktur Keuangan MUTU International Sumarna menyatakan, perseroan terus berkomitmen dalam memberikan nilai tambah kepada pemegang saham.
“Pembagian dividen final tunai kepada para pemegang saham sebesar Rp 2,30 per saham atau senilai Rp 7,21 miliar dengan tata cara sesuai Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), serta peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal dan peraturan Bursa,” ujarnya dalam Public Expose RUPST MUTU, Rabu (28/5).
Sebagai gambaran, MUTU mengantongi laba bersih Rp 25,25 miliar sepanjang tahun 2024. Angka itu turun dari laba bersih Rp 29,24 miliar pada akhir tahun 2023.
“Sisa laba bersih setelah dikurangi penyisihan cadangan wajib dan pembagian dividen final tunai sebesar Rp 16.831.681.384 alias Rp 16,83 miliar dialokasikan untuk menambah saldo laba ditahan perseroan,” katanya.
Baca Juga: Selamat Sempurna (SMSM) Tebar Dividen Rp 230,34 Miliar, Cek Jadwal Lengkapnya
Pada tahun 2024, MUTU International mencatat pendapatan Rp 308,84 miliar, meningkat 7,72% atau bertambah Rp 22,13 miliar dari tahun sebelumnya Rp 286,71 miliar. Peningkatan tersebut didorong kenaikan pendapatan di segmen pengujian (testing) yang tumbuh signifikan 22,5%.
Pada saat bersamaan, beban pokok pendapatan naik 12,45% menjadi Rp169,73 miliar dari sebelumnya Rp150,94 miliar.
Kenaikan ini diakui disebabkan bertambahnya beban penyusutan aset tetap, beban karyawan, dan biaya subkon pengujian, yang berkaitan langsung dengan peningkatan aktivitas operasional.
Presiden Direktur MUTU Arifin Lambaga mengatakan, MUTU membidik pendapatan bisa meningkat lebih tinggi dari pertumbuhan industri jasa sertifikasi, pengujian, dan inspeksi Tanah Air di tahun ini.
Meskipun perseroan tidak menyampaikan angka spesifik, tetapi target itu ditetapkan dengan melihat kondisi pasar, faktor pendukung dan hambatan, serta potensi pertumbuhan usaha.
“Untuk mencapai target tersebut, perseroan telah menyusun berbagai strategi inovatif yang mencakup pengembangan laboratorium, skema sertifikasi baru, serta perluasan jasa inspeksi dan kajian guna memperkuat kinerja dan memperluas jangkauan pasar,” ungkapnya.
Secara garis besar, strategi tersebut terbagi terfokus pada tiga pilar utama. Yaitu, green economy, shariah economy, dan digital economy.
“Dengan rangkaian strategi ini, kami optimistis MUTU dapat tumbuh secara berkelanjutan dan memperkuat posisi sebagai pemimpin industri TIC (Testing, Inspection, Certification) di Indonesia maupun kawasan regional,” kata Arifin.
Baca Juga: Lo Kheng Hong Bisa Kantongi Rp 49,06 Miliar dari Dividen PGAS
Selanjutnya: Pushati Universitas Trisakti Soroti Masalah Penyelesaian Piutang Negara
Menarik Dibaca: 5 Tanda Anda Menjadi Orang yang Kaya Raya di Suatu Hari Nanti, Simak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News