Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Amman Mineral Internasional Tbk memulai masa penawaran dalam rangka penawaran umum perdana saham alias initial public offering. Masa penawaran berlangsung pada 3 Juli 2023 hingga 5 Juli 2023, kemudian dilanjutkan dengan pencatatan efek di Bursa Efek Indonesia pada 7 Juli 2023 mendatang.
Perusahaan yang nantinya menggunakan kode saham AMMN ini memasang harga IPO di harga Rp 1.695. Sebelumnya, AMMN memasang harga bookbuilding berkisar antara Rp 1.650 sampai dengan Rp 1.775. Dengan demikian, AMMN berpotensi meraup dana segar hingga sebesar Rp 10,73 triliun dari hajatan penawaran umum perdana saham ini.
Direktur Utama AMMN Alexander Ramlie menyatakan optimistis terhadap pengambilalihan saham oleh investor untuk ikut serta dalam IPO AMMN. Dia mengatakan, aksi korporasi ini merupakan salah satu langkah strategis untuk mengembangkan bisnis AMMN yang berkelanjutan di era transisi energi, yang akan mendorong permintaan komoditas tembaga di masa mendatang.
“Pengembangan usaha tersebut antara lain pembangunan smelter dan pemurnian logam mulia, penambahan kapasitas pabrik konsentrator, hingga pembangunan pembangkit listrik tenaga gas dan uap,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (3/7).
Baca Juga: Bidik Pendapatan Rp 2,9 Triliun, Depo Bangunan (DEPO) Akan Tambah Tiga Gerai Baru
AMMN akan mengalokasikan dana hasil IPO ini antara lain untuk penyetoran modal kepada PT Amman Mineral Industri (AMIN) melalui pengambilbagian saham baru yang diterbitkan oleh AMIN, yang selanjutnya akan digunakan oleh AMIN untuk membiayai pengeluaran modal atas proyek smelter dan pemurnian logam mulia AMIN di Desa Maluk, Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar Rp 1,79 triliun.
Dana IPO juga akan digunakan untuk pelunasan utang kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) sebesar Rp3,05 triliun.
Sisa dana akan digunakan untuk penyetoran modal kepada AMNT melalui pengambilbagian saham baru yang akan diterbitkan oleh AMNT, yang selanjutnya akan digunakan oleh AMNT untuk membiayai pengeluaran modal atas proyek ekspansi pabrik konsentrator di Desa Sekongkang Atas, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat.
Dana juga akan digunakan untuk proyek pembangkit listrik tenaga gas dan uap di Desa Benete, Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat
Alexander memaparkan, saat ini anak usaha AMMN yakni AMNT sudah memasuki Fase 7 dalam operasional tambang Batu Hijau di Kabupaten Sumbawa Barat. Menurut Wood Mackenzie, tambang Batu Hijau merupakan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia, dan memiliki cadangan setara tembaga terbesar kelima di dunia apabila dikombinasikan dengan cebakan Elang.
Baca Juga: Kino Indonesia (KINO) Optimistis Cetak Pertumbuhan Kinerja Tahun Ini
Data cadangan bijih AMMN untuk tambang Batu Hijau dan cebakan Elang per tanggal 31 Desember 2022 sesuai JORC Code 2012 (Australasian Joint Ore Reserves Committee) adalah sebesar 17,12 miliar pon tembaga dan 23,2 juta ons emas. Selain memiliki cadangan yang melimpah, keunggulan lain yang dimiliki AMMN adalah biaya produksi yang rendah.
"Kami sedang tahap pengembangan Fase 8 yang diperkirakan dapat memperpanjang usia tambang Batu Hijau hingga 2030. Kami juga akan mulai mempersiapkan tambang Elang untuk dapat memulai operasional penambangan di tahun 2031 hingga 2046," tutup Alexander.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News