kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -2.000   -0,11%
  • USD/IDR 16.208   -7,00   -0,04%
  • IDX 7.898   -32,88   -0,41%
  • KOMPAS100 1.110   -7,94   -0,71%
  • LQ45 821   -5,85   -0,71%
  • ISSI 266   -0,63   -0,24%
  • IDX30 424   -3,04   -0,71%
  • IDXHIDIV20 487   -3,38   -0,69%
  • IDX80 123   -1,10   -0,89%
  • IDXV30 126   -1,56   -1,22%
  • IDXQ30 137   -1,32   -0,96%

Sejumlah Saham Laggard Mengalami Pemulihan Harga, Begini Rekomendasinya


Senin, 18 Agustus 2025 / 17:51 WIB
Sejumlah Saham Laggard Mengalami Pemulihan Harga, Begini Rekomendasinya
ILUSTRASI. Pekerja berswafoto di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (15/8/2025). Sejumlah saham-saham tertinggal atau laggard mulai mengalami pemulihan kinerja di tengah tren penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah saham-saham tertinggal atau laggard terlihat mulai mengalami pemulihan kinerja di tengah tren penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa waktu terakhir.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatkan kenaikan harga saham 2,32% dalam sebulan terakhir ke level Rp 4.850 per saham pada Jumat (15/8).

BMRI merupakan peringkat teratas saham laggard lantaran kinerjanya menyusut 14,91% year to date (ytd) atau sejak awal tahun sekaligus berkontribusi 75,61 poin terhadap bobot IHSG. 

Selain itu, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga telah melonjak 3,26% dalam sebulan terakhir ke level Rp 8.700 per saham pada akhir pekan lalu.

Baca Juga: Emiten Properti Masih Hadapi Tantangan di Semester II , Cek Rekomendasi Analis

Saham laggard lainnya, yaitu PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) turut mengalami penguatan harga tipis 0,44% ke level Rp 2.260 per saham dalam sebulan terakhir. 

Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) juga naik 9,38% dalam sebulan terakhir ke level Rp 8.750 per saham. Ada pula saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang naik 6,90% dalam sebulan terakhir ke level Rp 62 per saham.

Di sisi lain, saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) masih mengalami tren koreksi atau melemah 3,68% dalam sebulan terakhir ke level Rp 18.300 per saham.

Analis sekaligus VP Equity Retail Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavinus Audi memandang, penguatan saham-saham berkapitalisasi besar yang berstatus laggard didorong oleh sejumlah faktor.

Salah satunya adalah efek rebalancing atau kocok ulang indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) yang berlangsung pada Agustus 2025 dan FTSE Russel pada September mendatang, sehingga mendorong likuiditas dan eksposur investor global.

Baca Juga: Cermati Saham Net Buy dan Net Sell Terbesar Asing Selama Sepekan Terakhir

Di samping itu, kesepakatan penundaan kebijakan tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China selama 90 hari juga memicu optimisme pertumbuhan ekonomi global, termasuk bagi emerging market.

Tak hanya itu, adanya arus dana asing yang mencapai Rp 6,68 triliun di seluruh perdagangan dalam sepekan terakhir juga berdampak positif bagi harga sejumlah saham laggard. Apalagi, investor asing banyak mengakumulasi saham-saham bank besar.

"Kami menilai penguatan saham laggard tersebut mencerminkan faktor outlook pasar, mengingat kinerja fundamental beberapa emiten masih cenderung tertekan," kata Audi, Senin (18/8).

Investment Analis Infovesta Utama Ekky Topan menambahkan, kenaikan saham big caps yang berstatus laggard dalam sebulan terakhir bisa dikatakan sejalan dengan tren positif kinerja IHSG yang tumbuh 8,02% pada periode bersamaan.

Hal ini sangat dipengaruhi oleh arus masuk dana asing usai rebalancing MSCI, stabilnya nilai tukar rupiah, dan ekspektasi penurunan suku bunga acuan.

"Selain itu, valuasi sejumlah saham papan atas laggard sudah berada di level yang relatif murah, sehingga cukup menarik bagi investor untuk mulai melakukan akumulasi," imbuh dia, Senin (18/8).

Ekky berpendapat, kenaikan harga saham-saham laggard yang terjadi saat ini baru berada di fase awal, sehingga masih ada potensi penguatan lanjutan hingga sisa paruh kedua 2025.

Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG Sepekan, Catat Ini Beberapa Saham yang Bisa Dicermati!

Hal ini tentu akan dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti kinerja keuangan kuartal III dan IV, konsistensi arus dana asing, serta dukungan aksi korporasi dan kebijakan pemerintah di sektor-sektor strategis.

Walau begitu, risiko eksternal seperti ketidakpastian geopolitik global tetap menjadi hal yang patut diwaspadai karena dapat berdampak pada aliran dana ke emerging market seperti Indonesia, sehingga turut memengaruhi kinerja saham laggard.




TERBARU
Kontan Academy
Mengelola Tim Penjualan Multigenerasi (Boomers to Gen Z) Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×