kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -2.000   -0,11%
  • USD/IDR 16.208   -7,00   -0,04%
  • IDX 7.898   -32,88   -0,41%
  • KOMPAS100 1.110   -7,94   -0,71%
  • LQ45 821   -5,85   -0,71%
  • ISSI 266   -0,63   -0,24%
  • IDX30 424   -3,04   -0,71%
  • IDXHIDIV20 487   -3,38   -0,69%
  • IDX80 123   -1,10   -0,89%
  • IDXV30 126   -1,56   -1,22%
  • IDXQ30 137   -1,32   -0,96%

Penguatan IHSG Ditopang Saham Lapis Kedua, Intip yang Masih Menarik


Senin, 18 Agustus 2025 / 17:55 WIB
Penguatan IHSG Ditopang Saham Lapis Kedua, Intip yang Masih Menarik
ILUSTRASI. Rekomendasi saham pilihan untuk lapis kedua di tengah penguatan IHSG pada perdagangan Selasa (19/8/2025)


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak hanya saham-saham berkapitalisasi pasar besar atau big caps, kini saham-saham dengan nilai kapitalisasi menengah mampu menopang pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 

Pada akhir perdagangan Jumat (15/8), IHSG ditutup melemah 0,41% ke level 7.898,37. Namun sepanjang tahun berjalan ini, indeks komposit dalam negeri itu sudah melesat 11,56%.  

Kinerja indeks kumpulan saham dengan kapitalisasi pasar kecil dan menengah, IDX SMC Composite berhasil melampaui IHSG. Secara year to date, indeks IDX SMC Composite telah menguat 12,47%. 

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar menilai penguatan IHSG merupakan cerminan dari perkembangan fundamental dari perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Baca Juga: IHSG Masih Bisa Menguat Pasca HUT RI, Ini Saham yang Bisa Ditimbang

“Secara umum, kenaikan IHSG bukan saja menggambarkan kinerja dan fundamental perusahaan besar tetapi justru yang kuat dari kinerja emiten di papan menengah,” jelasnya belum lama ini. 

Dia mencermati penguatan IHSG tidak hanya didorong oleh konstituen indeks LQ45 tetapi dari saham-saham di luar indeks unggulan itu. Ini mencerminkan kinerja yang solid hampir merata. 

“Yang kedua, penguatan juga dukung oleh sentimen terhadap kondisi ekonomi makro dan kondisi perkembangan global yang dalam beberapa waktu terakhir sudah lebih ada kepastian,” kata Mahendra. 

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan mengatakan penguatan saham-saham dengan kapitalisasi pasar menengah ini menunjukkan bahwa investor mengalihkan perhatiannya ke saham lapis kedua. 

“Penguatan saham lapis kedua ini erat kegiatannya dengan keluarnya dana asing di awal tahun, yang membuat investor domestik melakukan rotasi portofolio,” katanya kepada Kontan, Senin (18/8/2025).

Baca Juga: Menilik Potensi Rotasi Sektoral Usai IHSG Sentuh All Time High  

Ekky bilang rotasi tersebut di mulai dari saham-saham lapis kedua yang dinilai punya potensi perbaikan kinerja, seperti emiten dari sektor emas. Baru beranjak ke saham-saham milik konglomerat dan emiten yang bakal menggelar aksi korporasi. 

Menurutnya kembali masuknya dana asing, membuka penguatan pada saham big caps. Namun saham-saham dengan kapitalisasi menengah tetap menjadi alternatif yang menarik, bagi investor yang sedang melakukan diversifikasi. 

Meski begitu, investor harus lebih selektif karena setelah reli tajam, potensi profit taking tentu ada. Ekky menyebut saham-saham lapis kedua lebih cocok ditransaksikan trading jangka pendek. 

“Sementara untuk jangka menengah investor sebaiknya memilih saham dengan fundamental kuat, ekspansi yang jelas, dan valuasi masih menarik,” tutur Ekky.

Miftahul Khaer, Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia menimpali untuk saat ini saham-saham dengan kapitalisasi pasar menengah masih cukup masih menarik, tapi waktu yang tepat. 

Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG Sepekan, Catat Ini Beberapa Saham yang Bisa Dicermati!

Dia menilai saham seperti PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) alias Mitratel cukup menarik untuk dicermati.Hal tersebut seiring dengan perbaikan kinerja dari entitas usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) ini. 

Lebih lanjut, Kiwoom Sekuritas merekomendasikan trading buy MTEL dengan target harga di Rp 680. Sementara dari sektor properti, Ekky menyukai saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA). 

Dari sektor perbankan digital, pilihan Ekky jatuh pada PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB). Terakhir ada saham PT Petrosea Tbk (PTRO), yang masih menarik dari momentum pengumuman rebalancing indeks MSCI. 

Selanjutnya: Sejumlah Saham Laggard Mengalami Pemulihan Harga, Begini Rekomendasinya

Menarik Dibaca: Usai Pesta HUT ke-80 RI, DLH Jakarta Angkut 79 Ton Sampah dari Monas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mengelola Tim Penjualan Multigenerasi (Boomers to Gen Z) Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×