kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.305   -5,00   -0,03%
  • IDX 6.832   -37,03   -0,54%
  • KOMPAS100 989   -6,89   -0,69%
  • LQ45 760   -4,16   -0,54%
  • ISSI 222   -0,69   -0,31%
  • IDX30 392   -3,26   -0,83%
  • IDXHIDIV20 456   -5,40   -1,17%
  • IDX80 111   -0,56   -0,51%
  • IDXV30 113   -1,23   -1,08%
  • IDXQ30 127   -0,89   -0,69%

Merger XL Axiata-SmartFren Tak Banyak Ganggu Bisnis MTEL, Begini Rekomendasi Analis


Rabu, 25 Juni 2025 / 18:38 WIB
Merger XL Axiata-SmartFren Tak Banyak Ganggu Bisnis MTEL, Begini Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Merger PT XL Axiata (EXCL) dan PT Smartfren Telecom (FREN) tak banyak memengaruhi kinerja PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL)


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Merger PT XL Axiata (EXCL) dan PT Smartfren Telecom (FREN) tak banyak memengaruhi kinerja PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), meski keduanya sama-sama sumber pemasukan bagi MTEL.

Pada April 2025 lalu, EXCL dan FREN resmi merger menjadi PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. Untuk diketahui, dua entitas ini secara gabungan berkontribusi sekitar 15% dari pendapatan MTEL sebagai penyedia infrastruktur telekomunikasi. 

Dengan kondisi ini, MTEL berisiko kehilangan hingga 1.000 penyewa menara telekomunikasi karena tumpang tindih antara penyewaan EXCL dan FREN. 

Baca Juga: Posisi Solid di Industri Menara, Begini Rekomendasi Saham Mitratel (MTEL)

Terkait itu, Head of Institutional Equity Research BNI Sekuritas Aurellia Setiabudi menilai, merger ini hanya akan memberikan beban sementara terhadap pertumbuhan penyewaan (tenant) MTEL. 

Dus, dampaknya ke kinerja keuangan MTEL secara keseluruhan diperkirakan juga tak signifikan. 

“Bila dibandingkan dengan kompetitornya seperti TOWR, proporsi sumber pendapatan dari EXCL dan FREN cenderung rendah,” sebut Aurellia kepada Kontan, Rabu (25/6).

Memang, kontribusi EXCL dan FREN ke PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), kompetitor MTEL, lebih besar, yakni mencapai 32%. 

Untuk tahun penuh 2025, Aurellia bilang, MTEL justru bakal lebih banyak bergantung pada ISAT dengan potensi order baru mencapai 629 tower pada kuartal II-2025.

Pun untuk jangka panjang, kemampuan MTEL memanfaatkan pertumbuhan pesanan dari operator macam Indosat dan perusahaan lainnya bakal menjadi penentu kinerjanya.

Menurut Aurellia, meski secara jangka pendek dampak merger EXCL dan FREN bakal memengaruhi kinerja, perkembangan segmen fiber optic tetap menjadi sentimen utama untuk memantau kinerja MTEL. 

“Posisi keuangan MTEL yang defensif dan proyeksi pertumbuhan pendapatan dari fiber optik memberikan prospek yang lebih baik untuk masa depan,” ungkap Aurellia. 

Secara keseluruhan, Aurellia bilang prospek saham MTEL pun cenderung stabil. Dengan visibilitas pendapatan yang kuat dan profil arus kas yang defensif, Aurellia menilai saham MTEL tetap memiliki potensi kenaikan, terutama dengan potensi konsolidasi sektor yang dapat memberikan keuntungan.

Maka itu, ia merekomendasikan hold saham MTEL untuk 3 bulan ke depan, dan buy untuk 12 bulan ke depan dengan target harga di level Rp 800 per saham. 

Baca Juga: Mitratel (MTEL) Siapkan Capex Rp 5,3 Triliun untuk Geber Ekspansi Tahun Ini

 

Selanjutnya: KUR Jadi Solusi Instan Program 3 Juta Rumah, Ekonom: Terlalu Dipaksakan

Menarik Dibaca: DLH Jakarta Jalankan Pilot Project Pengelolaan Sampah di 6 Kelurahan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×