Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mendorong prospek emiten telekomunikasi ini. Merger akan meningkatkan infrastruktur layanan yang berpotensi mendorong margin perusahaan.
Teranyar, rencana merger EXCL dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) telah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Artinya, OJK telah memberikan persetujuan atas merger tersebut.
Investment Analyst Edvisor Profina Visindo Indy Naila menyebutkan, dampak penggabungan tersebut akan mendorong spektrum EXCL yang lebih luas. Sehinnga, meningkatkan infrastruktur digital dan memperkuat konektivitas digital di industri telekomunikasi untuk mendukung layanan terhadap pelanggan.
Selain itu, aksi korporasi tersebut juga diharapkan menciptakan efisiensi biaya. Menurut Indy, EXCL memiliki potensi pertumbuhan margin secara profitabilitas dan juga alokasi belanja modal untuk ekspansi yang kuat.
"Merger ini dapat meningkatkan margin EXCL dan juga didukung oleh efisiensi dalam sisi operasional," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (24/3).
Baca Juga: Merger EXCL-FREN Kantongi Restu OJK, Begini Catatan Analis terkait Merger Tersebut
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Daniel Widjaja menambahlan, sebagai bagian dari strategi integrasi, sekitar 20%-30% atau sekitar 12.000-15.000 menara yang tumpang tindih akan dinonaktifkan. Alhasil, ini berpotensi menghemat hingga Rp 1,7 triliun per tahun.
Daniel juga melihat, XLSmart memiliki posisi strategis untuk menangkap potensi Fixed Broadband (FBB) yang belum dimanfaatkan di Indonesia. Hal tersebut dengan memanfaatkan ekspansi FTTH yang agresif dan 5G fixed wireless access di masa depan.
"Pasca merger, strategi segmentasi yang disempurnakan dan portofolio spektrum yang diperluas akan meningkatkan keterjangkauan, mempercepat penetrasi SIM primer, dan memperkuat keunggulan kompetitifnya di sektor broadband dengan pertumbuhan tinggi," kata Daniel.
Deputy Head of Research Sucor Sekuritas Paulus Jimmy memproyeksikan merger EXCL-FREN akan mendorong entitas baru pasca merger meraup keuntungan jangka panjang. Keuntungan pertama adalah entitas baru ini akan memiliki 94 juta pelanggan, dengan pendapatan gabungan sebesar US$ 2,8 miliar dan EBITDA sebesar US$ 1,4 miliar pasca merger.
"Juga memiliki amunisi total spektrum telekomunikasi sebesar 152 Mhz," paparnya.
Di sisi lain, Paulus melihat tahun 2025 akan menjadi tantangan untuk mempertahankan average revenue per uses (ARPU) di tingkat yang lebih tinggi saat ini. Adapun EXCL mencatatkan ARPU blended naik ke Rp 43.000 sepanjang tahun 2024, naik dari Rp 41.000 di tahun 2023.
Menurut Paulus, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi. Pertama, lingkungan ekonomi makro yang masih lemah yang terus menekan pendapatan kelas menengah Indonesia.
Kedua, kesenjangan ARPU yang menyempit dengan Telkomsel yang mungkin mengindikasikan batas atas harga saat ini.
Ketiga, kekhawatiran akan eskalasi persaingan harga data seluler di antara operator telekomunikasi. Terakhir, tren harga pokok yang lebih rendah karena industri FBB berjuang untuk meningkatkan ukurannya meskipun penetrasinya masih rendah.
Baca Juga: Merger EXCL-FREN Kian Dekat, Simak Rekomendasi Saham EXCL
Meski begitu, Sucor Sekuritas mengekspektasikan kinerja keuangan EXCL tetap bertumbuh di 2025. Pendapatan EXCL diperkirakan tumbuh 7,15% menjadi Rp 36,85 triliun, EBITDA tumbuh 5,92% menjadi Rp 18,94 triliun, dan laba bersih melesat 24,3% menjadi Rp 2,25 triliun.
Dus, Paulus mempertahankan rating buy saham EXCL dengan target harga Rp 3.200 per saham.
Indy dan Daniel juga merekomendasikan buy saham EXCL, masing-masing dengan target harga Rp 2.700 dan 2.900 per saham.
Selanjutnya: Kaji Tambahan Stimulus, BEI Upayakan Buka Kode Domisili
Menarik Dibaca: Gabung elevAIte, Jobstreet by Seek Dorong Keterampilan AI Talenta Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News