Reporter: Petrus Sian Edvansa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bagi Anda investor yang tidak terlalu menyukai volatilitas, reksadana bertajuk Manulife Pendapatan Bulanan II ini patut Anda perhitungkan. Lihat saja, dengan obligasi berdurasi pendek, produk besutan Manulife Asset Management Indonesia (MAMI) ini mampu memiliki kinerja year to date (ytd) per Desember 2016 sebesar 8,66%, di atas Infovesta Fixed Income Fund Index (IRDPT) yang ada di level 8,02.
Head of Fixed Income MAMI Ezra Nazula Ridha mengatakan, selain terus memburu obligasi berdurasi pendek untuk menekan volatilitas, strategi yang diterapkan pada produk ini adalah dengan active management.
Maksudnya, Ezra dan timnya terus bergerak untuk menentukan porsi dan durasi yang paling baik untuk situasi yang sedang berjalan. “Kami juga memiliki porsi tersendiri di portofolio khusus untuk trading, sehingga bisa memberikan kinerja yang optimal bagi para nasabah,” terang dia.
Tahun lalu, Ezra mengaku kinerja produk ini turut dipengaruhi oleh bullish-nya pasar obligasi domestik. Sedangkan untuk tahun 2017 ini sendiri, Ezra tidak merasa perlu untuk mengubah strategi yang ditetapkan pada tahun lalu secara drastis.
Ia menilai, sentimen global yang mempengaruhi pasar obligasi sudah diramalkan sebelumnya. Ditambah lagi, sentimen domestik diperkirakan masih akan berpihak ke pasar surat utang.
Mengacu pada fund fact sheet, Manulife Pendapatan Bulanan II memiliki obligasi negara sebesar 83,07% dari keseluruhan portofolionya, sementara sisanya sebesar 16,93% ditempatkan di instrumen pasar uang.
Per Desember 2016, lima besar efek dalam portofolionya adalah Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0066, Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0069, SBSN Seri PBS009, Sukuk Negara Ritel Seri SR007, dan Sukuk Negara Ritel Seri SR008.
Menariknya, produk ini juga menawarkan deviden bulanan yang akan dibayarkan kepada para investor yang besarannya bergantung dari unit penyertaan yang dikoleksi masing-masing investor.
“Dalam berinvestasi di instrumen obligasi, selain kupon, kenaikan harga juga mempengaruhi keuntungan para investor. Kenaikan harga ini yang kemudian kami bagikan dengan bentuk deviden bulanan,” papar Ezra. Ia mengaku, pada bulan Desember 2016 lalu, para investor berhak mendapatkan deviden sebesar Rp 4 per unit penyertaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News