kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Menilik reksadana HPAM Syariah Ekuitas


Senin, 16 Januari 2017 / 18:24 WIB
Menilik reksadana HPAM Syariah Ekuitas


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Manajer investasi kerap mengalokasikan dana pada sektor saham yang akan kecipratan untung dari program pembangunan infrastruktur pemerintah.

Begitu pula strategi PT Henan Putihrai Asset Management (HPAM) dalam meracik reksadana saham syariah HPAM Syariah Ekuitas.

Reza Fahmi Riawan, Senior Vice President - Head of Business Development Division HPAM berujar, pemerintah Indonesia sejak beberapa tahun lalu memang fokus pada program pembangunan infrastruktur.

Mulai dari jalan, tol, bandara, hingga pelabuhan. Ini akan berdampak positif bagi beberapa sektor saham, semisal infrastruktur, properti, dan konstruksi.

Makanya per Desember 2016, lima aset terbesar HPAM Syariah Ekuitas berupa LSIP, WSKT, PTBA, WSBP, dan ARNA.

Strategi ini terbilang jitu. Sepanjang tahun 2016, produk tersebut membukukan return 23,43%, melampaui penguatan Indeks Saham Syariah Indonesia yang mencapai 18,62% periode sama.

Oleh karena itu, Reza optimistis, di tahun 2017, HPAM Syariah Ekuitas dapat kembali mencetak return kinclong. Sebab, pemerintah masih agresif dalam menggenjot pembangunan infrastruktur.

Pemerintah berencana menyisihkan dana Rp 387,3 triliun untuk belanja infrastruktur tahun 2017, melonjak 22,14% dari tahun 2016 yang tercatat Rp 317,1 triliun. "Efek positif dari pembangunan infrastruktur juga akan terasa hingga beberapa kurun tahun mendatang," jelasnya.

Dalam racikannya, sektor saham infrastruktur paling mendominasi hingga 19,7%. Sisanya properti 15,5%, aneka industri 14,7%, industri dasar 13,9%, agribisnis 11,8%, pertambangan 11,6%, dan sisanya konsumer. Reza menambahkan, sektor saham komoditas memang diuntungkan tahun lalu akibat tren kenaikan harga minyak dunia.

Menurut Reza, perusahaan masih akan mempertahankan strategi yang dijalankan. Sebab, pelaku pasar masih mencermati susunan kabinet dan realisasi kebijakan Presiden ke - 45 Amerika Serikat (AS) Donald Trump.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×