kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Mengukur prospek IPO anak usaha BUMN


Rabu, 14 September 2016 / 19:24 WIB
Mengukur prospek IPO anak usaha BUMN


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Tahun depan diprediksi menjadi tahun initial public offering (IPO) anak usaha BUMN. Menarik memang, karena anak usaha BUMN seharusnya sudah memiliki prospek yang menarik.

"Tapi, akan lebih menarik kalo calon emiten itu memiliki segmen usaha yang fokus," ujar analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya kepada KONTAN akhir pekan lalu, Jumat (9/9).

Contoh, PT PP Properti Tbk (PPRO). Sejauh ini, kinerja saham PPRO menang terus menanjak. Dari semula hanya Rp 185 per saham saat listing tahun lalu, namun harganya saat ini sudah berada pada level Rp 1.010 per saham.

Terlepas dari posisi saham perseroan yang dicatat pada papan pengembangan, namun menurut William, investor melihat PPRO cukup menarik. Sebab, PPRO fokus pada segmen middle dimana segmen ini memiliki sasaran yang paling empuk.

"PPRO tahu apa yang sedang dikerjakan, proyeknya jelas, areanya jelas, segmennya jelas. Beda dengan pemain lain yang segmennya cenderung melebar, middle low atau middle high," jelas William.

Ia menambahkan, performa PPRO sejauh ini sudah terbukti membawa sentimen menariknya prospek saham anak usaha BUMN. Dalam waktu dekat, ada calon emiten baru yang juga difavoritkan, yakni PT Waskita Beton Precast (WBP).

Namun, menurut William, ada sejumlah hal yang sekiranya menjadi batasan bagi WBP, khususnya soal pangsa pasar. Sebab, PT Wika Beton Tbk (WTON) sejauh ini sudah terlanjur menguasai pasar tersebut, khususnya dari sisi inovasi.

Terkait target harga, William bilang level harga PPRO saat ini sudah melewati targetnya, Rp 1.000 per saham. "Ini artinya, saat ini perlu melihat PPRO untuk jangka panjang, lihat realisasi proyek-proyeknya tahun depan," imbuhnya.

Belum lama ini, PPRO meluncurkan apartemen mahasiswa pertama di Depok. Peluncuran ini mendapat perhatian yang baik dari konsumen. Perseroan telah berhasil menjual 145 unit apartemen Evencio selama perhelatan pameran Indonesia Property Expo (IPEX) 2016 yang digelar pada 13-21 Agustus 2016 lalu.

Apartemen Evencio akan dikembangkan dua tower di atas lahan 5.500 meter per segi (m2). Total Unit yang akan bangun mencapai sekitar 1.160 dengan total investasi Rp 600 miliar.

Tahap pertama, PPRO baru memasarkan tower pertama sebanyak 580 unit. Apartemen ini dibanderol dengan harga Rp 14,5 juta per m2.

Lahan pengembangan proyek apartemen Evencio tersebut merupakan milik PT Wisma Seratus Sejahtera (WSS). PPRO telah mengakuisisi 55% saham WSS senilai Rp 40 miliar untuk bisa menggarap proyek tersebut.

Ingin mengulang kesuksesan yang sama, perseroan juga akan membangun proyek serupa di Semarang. Jenis proyeknya pun sama, apartemen untuk mahasiswa.

Seperti diketahui, Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki empat strategi menambah nilai kapitalisasi pasar. Salah satunya adalah dengan mendatangkan calon emiten baru.

"Dan tahun depan, IPO anak usaha BUMN itu banyak," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistyo beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×