Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Prodia Widyahusada (Prodia) berencana melakukan penawaran saham perdana alias intial public offering (IPO) pada akhir tahun ini dengan melepas 20% saham. Perseroan menggunakan laporan keuangan Juni 2016 sebagai dasar valuasi.
“Rencananya, Desember 2016, Prodia sudah listing,” kata Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Anggota Bursa Efek Indonesia (BEI) Hamdi Hassyarbaini usai mini expose Prodia di Gedung BEI, Jakarta. Selasa (6/9).
Hamdi mengatakan, dana yang diperoleh Prodia dari IPO akan digunakan untuk ekspansi bisnis. Adapun, aset yang dimilki oleh Prodia mencapai Rp 600 miliar.
Perusahaan menunjuk Indopremier Securities sebagai pelaksana efek. Meski demikian, lantaran Prodia melakukan global offering, maka ada underwriter asing lainnya yakni Citigroup dan Credit Suisse. Ketiganya akan mengelola kesepakatan dan pendaftaran di bursa saham Indonesia pada akhir tahun ini.
Endang W. Hoyaranda Presiden Direktur Prodia Group mengatakan, keputusan Prodia untuk melakukan IPO adalah untuk menjaga sustainability perseroan setelah hampir 50 tahun menjalankan usaha di bidang operator klinik kesehatan.
“Bisnis kami sudah cukup lama berada di antara masyarakat sehingga kami harus go public agar tetap bertahan. Kekuatannya adanya sekarang, jadi momennya sudah pas,” kata Endang.
Asal tahu saja, jumlah cabang Prodia telah mencapai 120 cabang yang diimliki dan dikelola sendiri. Sedangkan jumlah pasien Prodia setiap tahun mencapai lebih dari 1 juta orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News