Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah spot menguat 0,69% ke level Rp 14.890 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (5/6). Sedangkan kurs rupiah Jisdor menguat 0,76% ke Rp 14.888 per dolar AS. Rupiah berpotensi sideways pada hari ini, Selasa (6/6).
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, pelaku pasar akan mencermati rilis data ekonomi AS. Data yang dimaksud adalah factory orders, durable good order, serta PMI service dan PMI composite.
"Dari data ini akan dilihat apakah mengonfirmasi ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed satu kali lagi di bulan Juli mendatang," ucap Josua saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (5/6).
Sebelumnya, rilis data tenaga kerja AS, yakni non-farm payroll memperlihatkan hasil yang solid. Hal ini mendorong ekspektasi bahwa The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuannya pada pertemuan Federal Market Open Committee (FOMC) Juli 2023.
Baca Juga: Inflasi Kembali ke Target, Peluang Penurunan Bunga Acuan di 2023 Belum Terbuka
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menambahkan, penguatan rupiah akan didukung oleh data inflasi Indonesia yang di atas ekspektasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi Indonesia pada Mei 2023 adalah sebesar 4% secara year on year (YoY), lebih rendah dari inflasi April 2023 yang sebesar 4,33% dan perkiraan konsensus 4,22% YoY.
"Sehingga kenaikan suku bunga acuan tidak terlalu tinggi untuk mengendalikan inflasi, berbeda dengan AS yang sangat agresif menaikkan tingkat suku bunganya untuk menurunkan inflasi," kata Ibrahim.
Ibrahim memprediksi, rupiah kemungkinan dibuka fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 14.850 per dolar AS-Rp 14.940 per dolar AS pada Selasa (6/6). Sementara Josua memperkirakan, rupiah masih bergerak sideways dengan kecenderungan melemah terbatas pada kisaran Rp 14.850 per dolar AS-Rp 14.950 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News