Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski melemah pada perdagangan kemarin, kurs rupiah justru menguat dalam sepekan terakhir. Jumat (23/12), kurs rupiah spot melemah tipis 0,06% dan menguat 0,03% dalam sepekan ke level Rp 15.593 per dolar Amerika Serikat (AS).
Sedangkan kurs rupiah Jisdor melemah 0,07% pada perdagangan kemarin dan menguat 0,07% ke Rp 15.605 per dolar AS.
Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, rupiah pekan ini menguat akibat perkembangan eksternal dan domestik yang masih variatif. Federal Reserve masih melanjutkan kebijakan hawkish dengan kenaikan suku bunga yang akan berlangsung hingga tahun depan.
"Namun, data ekonomi domestik yang masih tetap solid dapat menjadi penyangga rupiah agar tidak melemah terlalu dalam," ujar Reny kepada Kontan.co.id, Jumat (23/12).
Baca Juga: Hari Ini Melemah, Kurs Rupiah Jisdor Justru Menguat Dalam Sepekan
Reny juga mengatakan kecenderungan rupiah sedikit menguat setelah capital inflow kembali ke pasar dan keputusan Bank Indonesia (BI) yang mulai memperkecil kenaikan suku bunga acuan. BI yang menaikkan BI7DRRR sebesar 25 bps, lebih rendah dari tiga kenaikan berturut-turut sebelumnya yang sebesar 50 bps.
Dengan memperhatikan perkembangan data terakhir yang cukup positif, Reny memperkirakan rupiah memiliki potensi melanjutkan penguatan pada pekan depan.
Sementara, Analis DC Futures Lukman Leong mengatakan rupiah bisa bertahan menghadapi tekanan dolar AS oleh sikap Federal Reserve yang hawkish pada FOMC minggu lalu dan pertumbuhan ekonomi AS.
"Kenaikan suku bunga 25 bps dari BI terlihat tidak begitu mempengaruhi rupiah karena masih ada kekuatiran perlambatan ekonomi," ujar dia.
Baca Juga: Kurs Rupiah Spot Melemah Tipis 0,06% ke Rp 15.593 per Dolar AS, Jumat (23/12)
Menurut Lukman pergerakan rupiah lebih didominasi penguatan dolar AS pekan ini. Indeks dolar masih positif sepekan. Walau melemah tajam terhadap yen, dolar AS menguat terhadap hampir semua mata uang utama dunia lainnya.
Lukman memperkirakan pergerakan rupiah minggu depan akan tergantung pada data penting AS yang terakhir untuk tahun ini yaitu inflasi PCE yang diperkirakan akan menurun. Apabila tingkat inflasi lebih tinggi dari perkiraan, maka rupiah akan kembali tertekan dan sebaliknya.
Lukman memproyeksikan rupiah pada perdagangan Senin (26/12) di rentang harga Rp 15.500 per dolar AS-Rp 15.700 per dolar AS. Sementara Reny memperkirakan rupiah akan berada di rentang Rp 15.456 per dolar AS-Rp 15.660 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News