Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah makin kuat pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (16/1). Nilai kurs rupiah bahkan mencapai titik terkuatnya sejak September 2020.
Kurs rupiah spot hari ini (16/1) tercatat menguat 0,69% ke Rp 15.045 per dolar Amerika Serikat (AS) dari akhir pekan lalu Rp 15.149 per dolar AS. Kurs rupiah bahkan sempat menguat ke Rp 14.983 per dolar AS pada Senin siang. Sementara, rupiah Jisdor berada di angka Rp 15.019 per dolar AS, menguat 1,04% dalam sehari.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, pelemahan indeks dolar AS sebanyak 0,66% dipengaruhi tekanan dari yen Jepang dan yuan China pada akhir pekan lalu. Selain itu, ekspektasi kebijakan Federal Reserve yang lebih lebih dingin dengan kemungkinan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis point juga mempengaruhi kinerja dolar.
Namun, nilai kurs rupiah terhadap dolar AS rentan terhadap koreksi, apabila terjadi penguatan dolar AS pada kuartal pertama ini.
“Hal tersebut tentu akan terjadi, karena masih akan bergantung pada kebijakan The Fed selanjutnya,” kata Sutopo kepada Kontan.co.id, Senin (16/1).
Baca Juga: Ada Dukungan Eksternal dan Internal, Nilai Tukar Rupiah Berpotensi Lanjut Menguat
Sutopo memproyeksi nilai tukar rupiah bahkan bisa mencapai Rp 14.500 per dolar AS di tahun 2023. Tapi dia tak yakin hal itu akan bertahan lama. Sebab, kondisi ekonomi AS yang masih kuat, meskipun upaya The Fed memperlambat inflasi jelas terlihat dari laporan Consumer Price Index (CPI) AS terakhir.
“Kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI) dan The Fed, sentimen pertumbuhan global, dan inflasi juga akan mempengaruhi nilai rupiah selama 2023,” kata dia.
Menurut Sutopo, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Kamis mendatang diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Tapi, penguatan rupiah belakangan kemungkinan akan meredakan tekanan bagi BI untuk kembali mengerek suku bunga.
Jika BI menaikkan suku bunga, Sutopo memprediksi rupiah akan semakin kuat. Sutopo pun memprediksi rupiah sepanjang tahun 2023 akan cenderung stabil dalam rentang Rp 15.300 per dolar AS–Rp 15.500 per dolar AS.
Baca Juga: Rupiah Menguat 4 Hari Beruntun, Begini Prospek Hingga Tutup Tahun
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana mengatakan, faktor pendorong apresiasi rupiah sepanjang tahun 2023 juga disebabkan oleh faktor geopolitik yang lebih tenang tahun ini. Selain itu, pembukaan kembali ekonomi China setelah menutup perbatasan akibat pandemi Covid-19 juga menyebabkan rupiah menguat terhadap dolar AS.
Namun, Fikri menilai hal itu bisa menjadi tantangan bagi rupiah. “Reopening China akan membuat harga komoditas secara keseluruhan akan turun. Sebab, biaya distribusi akan relatif lebih turun dari sebelumnya. Hal itu akan mengurangi nilai ekspor Indonesia,” ujar Fikri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News