Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia menguat pada perdagangan Kamis (3/7) pagi. Pukul 08.27 WIB, indeks Nikkei 225 naik 94,25 poin atau 0,24% ke 39.855,78, Hang Seng naik 12,87 poin atau 0,05% ke 24.234,28, Taiex naik 168,63 poin atau 0,75% ke 22.747,71, Kospi naik 32,61 poin atau 1,06% ke 3.107,41, ASX 200 turun 32,84 poin atau 0,38% ke 8.564,90, Straits Times naik 0,03 poin atau 0,00% ke 4.010,55 dan FTSE Malaysia turun 4,05 pon atau -0,26% ke 1.546,40.
Bursa Asia naik tipis menjelang rilis data pekerjaan AS, setelah saham AS mencapai rekor terbaru pasca Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan perdagangan dengan Vietnam.
Mengutip Bloomberg, berita tentag kesepakatan perdagangan AS-Vietnam mendukung saham pakaian jadi termasuk Nike Inc di tengah harapan bahwa kesepakatan baru akan mencegah potensi bencana rantai pasokan.
Baca Juga: Bursa Asia Mixed, Mayoritas Indes Melemah pada Rabu (2/7) Pagi
Pada kesepakatan perdagangan dengan Vietnam, Trump mengatakan ia mencapai kesepakatan setelah perundingan selama beberapa pekan. Tarif sebesar 20% dikenakan pada ekspor Vietnam ke AS, dengan pungutan sebesar 40% pada barang apapun yang dianggap diangkut melalui negara itu.
Trump mengatakan bahwa Vietnam telah setuju untuk mencabut semua pungutan pada impor AS..
Sementara itu, data nonfarm payrolls AS akan dirilis pada Kamis (3/7) waktu setempat, yang akan mencerminkan data perekurtan dan tingkat pengangguran pasca perubahan kebijakan perdagangan dan imigrasi pemerintahan Trump.
Sementara itu, Ketua Federl Reserve Jerome Powell menegaskan bahwa pasar tenaga kerja tetap solid. Para pembuat kebijakan menahan diri untuk tidak menurunkan suku bunga pada tahun ini karena mereka menanti dampak tarif terhadap inflasi.
Baca Juga: Bursa Asia Cenderung Menguat di Pagi Ini (1/7), Hanya Indeks Nikkei 225 yang Koreksi
"Salah satu alasan mengapa The Fed mampu bersabar sebelum memangkas suku bunga adalah karena pasar tenaga kerja masih dalam kondisi yang baik. Jadi jika hal ini berubah, maka Fed mungkin akan dipaksa bertindak lebih awal dari yang mereka inginkan," kata Chris Zaccarelli dari Northlight Asset Management.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News