Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham di Asia sore ini Rabu (28/2) mayoritas ditutup melemah dengan indeks MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang turun 0,44%, namun masih bertahan di sekitar level tertingginya dalam tujuh bulan terakhir.
Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia menyebut, fokus perhatian investor terpaku pada data Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index untuk bulan Januari yang akan dirilis pada hari Kamis (29/2).
Data PCE Price Index ini adalah indikator favorit bank sentral AS, Federal Reserve, untuk mengukur inflasi sehingga dapat mempengaruhi jadwal dari siklus pelonggaran kebijakan moneter. PCE Price Index diprediksi naik 0,3% secara month-on-month (MoM), sedikit lebih cepat dari kenaikan 0,2% MoM di bulan Desember 2023.
Investor juga akan mencerna komentar dari tiga pejabat tinggi Federal Reserve malam ini yang dapat memberikan informasi terkini mengenai prospek penurunan suku bunga.
Baca Juga: IHSG Berpotensi Konsolidasi Pada Kamis (29/2), Saham-Saham Ini Bisa Ditimbang
Berbagai data ekonomi AS yang ternyata keluar lebih baik dari ekspektasi, dibarengi dengan tingkat inflasi yang terbukti sulit turun, telah memaksa pelaku pasar memundurkan ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve.
Pelaku pasar saat ini mengantisipasi Juni sebagai awal dari siklus pelonggaran kebijakan moneter, mundur dari bulan Maret di awal tahun ini. Pelaku pasar memiliki ekspektasi penurunan suku bunga sebesar 77 basis points (bps) tahun ini, turun dari 150 bps di awal tahun ini.
Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah Jepang alias Japanese Government Bonds (JGB) naik, mengikuti pergerakan yield surat utang Pemerintah AS (US Treasuries) semalam, dengan sentimen didominasi oleh spekulasi bahwa Bank of Japan (BOJ) akan segera mengakhiri kebijakan suku bunga negatif.
Yield JGB bertenor 2 Tahun yang sangat sensitif dengan perubahan kebijakan suku bunga negatif BOJ naik 0,5 bps menjadi 0.170%, tertinggi sejak Juli 2011. Yield JGB bertenor 10 Tahun juga naik 0.5 bps menjadi 0.695%.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,77% Secara Year to Date, Ini Rekomendasi Saham yang Bisa Dilirik
Bank sentral Selandia Baru atau Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) mempertahankan suku bunga acuan Cash Rate di 5,5% dan menurunkan puncak dari kenaikan suku bunga menjadi 5,6% dari sebelumnya 5,7%, seiring dengan risiko inflasi yang mulai mereda.
Dengan kata lain, RBNZ memperlunak sikap tegas (hawkish)nya dan memperkecil risiko pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News